Dear Bunda,
Sebagian besar anak-anak akan berbohong karena suatu alasan, dan mungkin Bunda akan terkejut ketika Si Kecil mulai berbohong. Si Kecil biasanya akan berbohong karena menutupi sesuatu agar ia semakin mudah dalam melakukan sesuatu, ingin melihat respon Bunda apabila ia berbohong, atau hanya sekedar untuk mendapatkan perhatian.
>> Sejak kapan Si Kecil mulai berbohong?
Si Kecil sebenarnya dapat berbohong sejak ia berusia 3 tahun. Berbohong ia lakukan ketika ia menyadari bahwa Bunda tidak mampu membaca pikiran mereka, sehingga ia bisa mengatakan hal-hal yang salah tanpa Bunda menyadarinya.
Dan Si Kecil akan lebih sering berbohong ketika ia berusia 4 hingga 6 tahun. Si Kecil akan lebih pandai berbohong dengan menyesuaikan ekspresi wajah dan nada suara mereka. Namun ketika Bunda meminta Si Kecil untuk menjelaskan tentang apa yang ia katakan, Si Kecil pun akan mulai jujur bahwa semua itu adalah bohong. Kemampuannya dalam berbohong akan semakin baik ketika sudah mencapai usia sekolah, dan Si Kecil pun akan lebih sering berbohong.
>> Mendorong Si Kecil untuk berkata jujur
Setelah Si Kecil mulai memahami perbedaan antara benar dan salah, maka Bunda perlu mendorong dan mendukung Si Kecil untuk mengatakan yang sebenarnya. Bunda perlu menjelaskan tentang pentingnya kejujuran dan berikan pujian ketika Si Kecil mengatakan apa yang sebenarnya.
Katakan bahwa Bunda dan orang lain tidak suka apabila dibohongi, dan jelaskan perasaan Bunda apabila Si Kecil berbohong. Ketika Si Kecil masih suka berbohong hingga sudah agak besar, mungkin Bunda juga dapat memberikan peringatan bahwa Bunda bisa saja tidak akan mempercayai ucapan Si Kecil lagi.
>> Ketika Si Kecil berbohong
Apabila kebohongan Si Kecil tidak Bunda tanggapi secara serius, maka kebohongan ini akan menjadi kebiasaan hingga ia besar. Oleh karena itu, Bunda perlu memberikan pengarahan ketika Si Kecil berbohong.
Berikut ini beberapa tips yang dapat Bunda lakukan ketika mengetahui Si Kecil dengan berbohong.
Ketika Si Kecil masih berusia balita, Si Kecil mungkin akan melaporkan mainannya rusak kepada Bunda, Si Kecil mungkin akan menyalahkan mainannya. Terdengar lucu ya Bunda hehe.. Bunda pun dapat menanggapi pernyataan Si Kecil dengan menanyakan apa yang dilakukan oleh mainan tersebut hingga akhirnya Si Kecil mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan cara ini, Bunda akan dapat menemukan kebohongan yang dilakukan Si Kecil tanpa ada pertengkaran.
Ada baiknya Bunda menghindari memberikan labeling pembohong kepada Si Kecil. Dengan labeling ini mungkin akan membuat Si Kecil untuk semakin sering berbohong. Oleh karena itu, Bunda perlu membicarakan kebiasaan berbohong tersebut.
Apabila Bunda menemukan Si Kecil sudah terlalu sering berbohong, Bunda sebaiknya mengajak Si Kecil untuk berdiskusi penyebab ia berbohong. Berikan waktu kepada Si Kecil untuk berbicara, kemudian sampaikan tentang perasaan Bunda ketika Si Kecil berbohong, serta bagaimana hubungan Bunda dan teman-temannya dengan Si Kecil setelah ia berbohong.
Bunda perlu mengatakan kepada Si Kecil bahwa Bunda mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Si Kecil perlu mengetahui bahwa kejujuran sangatlah penting bagi Bunda.
Yuk Bunda kita coba untuk bersikap netral atas apa yang dilakukan Si Kecil dan dampingi tumbuh kembangnya ;)
Sumber: http://raisingchildren.net.au/articles/lies.html/context/594. diakses 24 Januari 2017
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA