Masa usia dini yang disebut juga dengan masa keemasan (the golden ages) adalah masa dimana anak mulai peka dalam menerima berbagai rangsangan dari lingkungan di sekitarnya, Bunda. Pada masa ini pula, terjadi kematangan fisik dan psikis yang sesuai dengan capaian usianya. Oleh sebab itu, masa ini merupakan masa yang sangat tepat untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang terjadi dalam dirinya. Sebelum sampai pada hal itu, maka Bunda perlu mengetahui dulu tentang aspek apa saja yang dimaksud. Ini dia 4 aspek perkembangan anak usia dini tersebut:
A. Aspek Perkembangan Fisik
Perkembangan ini biasa dikenal dengan perkembangan motorik. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Perkembangan motorik terbagi menjadi dua Bunda, yakni motorik kasar dan motorik halus. Lalu, apa perbedaan keduanya?
• Motorik Kasar
Kemampuan motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar seperti otot tangan, kaki dan seluruh tubuh anak. Gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan. Contohnya adalah kemampuan duduk, menendang, berjalan, berlari, naik turun tangga dan melompat
• Motorik Halus
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi mata dan tangan. Saraf motorik halus dapat Bunda latih dan kembangkan dengan memberikan kegiatan dan rangsangan yang berkesinambungan secara rutin seperti bermain puzzle, menyusun balok, memasukkan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis dan melipat kertas.
Perlu Bunda ketahui bahwa motorik halus anak berbeda-beda dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. Perbedaan ini dipengeruhi oleh pembawaan anak dan stimulasi yang didapatkannya. Peran orangtua dan lingkungan begitu berpengaruh terhadap kecerdasan motorik halus ini, sehingga Bunda perlu memberikan stimulasi yang tepat supaya anak mendapatkan hasil yang optimal.
B. Aspek Perkembangan Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak), Bunda. Ranah kognitif ini berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi.
Menurut Jean Piaget, psikolog dari Swiss yang mengembangkan teori perkembangan kognitif, inilah tahap perkembangan kognitif pada anak:
1. Tahap perkembangan sensorimotor (0-2 tahun). Pada masa ini, kemampuan anak terbatsas pada gerak-gerak refleks, bahasa awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja.
2. Tahap pra-operasional (2-7 tahun). Pada masa ini, anak mulai berkembang kemampuan bahasanya walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat berfikir abstrak. Persepsi waktu dan tempat masih terbatas pula.
3. Tahap konkret operasional (7-11 tahun). Pada masa ini, anak sudah mampu menyelesikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi.
4. Tahap formal operasional (11-15 tahun). Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi dan mampu berfikir abstrak.
C. Aspek Perkembangan Bahasa
Bunda, perlu Bunda ketahui bahwa 3 tahun pertama pada anak adalah masa dimana kemampuan bahasanya berkembang dengan pesat. Kemampuan bahasa ini didapatkan anak melalui suara yang dia dengar, hal yang dia lihat serta paparan konsisten dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, tutur kata yang baik perlu Bunda tuturkan secara konsisten dalam fase ini agar anak mendapatkan “asupan bahasa” yang baik di masa emasnya ini.
Pada usia 2 tahun, terjadi “ledakan bahasa” pada anak, Bunda. Ini dikarenakan anak mengalami peningkatan jumlah kosakata yang begitu pesat. Kata-kata yang anak miliki mulai dia gunakan nuntuk memahami konsep-konsep di sekitarnya.. Si kecil akan mulai mengesksplorasi lingkungan di sekitarnya dengan bahasa, maka tak jarang kita akan mendengar “ini apa?” dari si kecil di usia itu.
Kemampuan si kecil dalam berbahasa ini sendiri terdiri dari 2 aspek, Bunda.
• Kemampuan ekspresif
adalah kemampuan untuk menghasilkan suara atau kata secara lisan, isyarat, gestur atau bentuk tertulis untuk menyampaikan pesan.
• Kemampuan reseptif
adalah kemampuan untuk memproses dan memahami pesan dari bahasa baik tertulis, lisan, gestur maupun isyarat.
D. Aspek Perkembangan Sosial-Emosional dan Kemandirian
Erik Erikson, seorang ahli psikoanalis mengindentifikasi perkembangan sosial anak menjadi 4 tahap (Papalia dan Old, 2008:370), yakni:
a. Basic trust VS mistrust (percaya VS curiga) (0-2 tahun)
Pada masa ini, jika anak mendapat pengalaman yang menyenangkan, maka akan tumbuh rasa percaya diri. Sebaliknya, pengalaman yang kurang menyenangkan akan menimbulkan rasa curiga pada diri anak
b. Autonomy VS shame dan doubt (mandiri VS ragu) (2-3 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah merasa mampu menguasai anggota tubuhnya dan dapat menumbuhkan rasa otonomi. Ia merasa dapat melalukan aktivitas sendiri sehingga akan mudah tersinggung jika diberi bantuan. Pada tahap ini, alangkah baiknya jika Bunda memberi ruang kepercayaan dan kesempatan pada anak.
c. Initiative VS guilt (berinisitif VS bersalah) (4-5 tahun)
Pada tahap ini, anak dapat menunjukkan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua serta dapat bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orangtua menimbulkan rasa untuk berinisiatif, namun juga sebaliknya dapat menimbulkan rasa bersalah.
d. Industry VS inferiority (percaya diri VS rendah diri) (6 tahun-pubertas)
Pada tahap ini, anak dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa, sehingga ia perlu memiliki suatu teterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu keterampilan tertentu, dapat menimbulkam rasa berhasil dalam diri anak. Sebaliknya, bila anak tidak menguasai suatu keterampilan tertentu, dapat timbul rasa rendah diri.
Itulah Bunda 4 aspek perkembangan anak usia dini yang perlu Bunda ketahui. Pada tahapan selanjutnya, Bunda bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menstimulasi keempat aspek tersebut sehingga didapatlah tumbuh kembang anak yang optimal di masa emasnya. Bunda dapat menyimaknya dalam bahasan lain di website ini. Pengetahuan tentang ini adalah bentuk Cinta Bunda pada Si Kecil :) (ls)
Referensi: Sarah Rangkuti, Julia. 2016. Rumah Main Anak. Depok: Sahabat Sejati Publishing
Cari tahu perbedaan motorik halus dan motorik kasar pada anak, serta pengaruh terhadap motorik tersebut yang kaitannya dengan tumbuh kembang si kecil.
SELENGKAPNYALakukan cara-cara berikut ini agar kemampuan bahasa dan bicara si kecil yang berumur 1 hingga 1.5 tahun dapat ditingkatkan hingga maksimal.
SELENGKAPNYAHindari waktu-waktu dimana harus memfoto anak dan membagikannya di sosial media, Bunda. Karena beberapa momen anak harus disimpan sebagai rahasia pribadi.
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA