Dear Bunda,
Sebuah survey yang dilakukan, kebanyakan Bunda percaya bahwa Si Kecil yang berusia balita memiliki kemampuan untuk mengontrol emosi mereka. Benarkah demikian?
Ada saatnya Si Kecil yang berusia 3 tahun menangis dan menginginkan sesuatu, hingga akhirnya tantrum. Bunda mungkin berfikiran bahwa Si Kecil akan mengerti atas apa yang Bunda lakukan. Namun, Si Kecil ternyata belum paham dan Bunda perlu memahaminya. Bunda perlu mengingatkan diri sendiri bahwa Si Kecil masih belum cukup dewasa. Dan ternyata, tidak hanya Bunda yang mengharapkan terlalu banyak dari Si Kecil!
Baru-baru ini, sebuah survey yang dilakukan oleh Matthew Melmed, direktur eksekutif dari ZERO TO THREE, mengungkapkan bahwa sebagian besar Bunda melebih-lebihkan kemampuan Si Kecil mereka dalam hal pengendalian diri. Namun pengharapan ini sepertinya terlalu tinggi apabila usia Si Kecil masih terlalu dini.
Survey tersebut menjelaskan, harapan Bunda yang realitis terhadap kemampuan Si Kecil sangatlah penting untuk membantu mendukung perkembangan Si Kecil serta untuk mengurangi dan meminimalkan stress pada Bunda dan Si Kecil.
Apabila Bunda berfikir bahwa Si Kecil mampu mengontrol dirinya lebih dari yang sebenarnya, hal ini justru dapat membuat Bunda frustasi loh! Bahkan, hal yang demikian lebih bersifat menghukum daripada mendukung perkembangan Si Kecil. Jadi, perhatikan juga usia dan kemampuan Si Kecil sebelum menerapkannya ya Bunda ;)
Selain itu, berikut hasil dari survey yang dilakukan:
Namun, benarkah semua pikiran dan harapan Bunda-Bunda tersebut kepada Si Kecil mereka? Ternyata ini yang terjadi sebenarnya!
Setelah mengetahui fakta-fakta diatas dan hasil survey, maka Melmed memberikan saran kepada para Bunda untuk mengajarkan sedini mungkin kepada Si Kecil, namun tidak untuk menghukumnya. Apabila Bunda memiliki harapan yang realistis berdasarkan umur Si Kecil tentang kemampuan mereka, maka Bunda akan dapat membantu perilaku Si Kecil dengan cara yang efektif.
Yuk Bunda coba pahami dan lakukan yang terbaik untuk Si Kecil ;)
Sumber: parents.com. Diakses tanggal 20 Januari 2017
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA