Bunda, diare pada anak adalah salah satu momok tersendiri yang sering
menghampiri. Pasti tidak tega rasanya melihat Si kecil yang 3 hingga 4
kali bolak-balik ke kamar mandi untuk BAB. Penyakit satu ini ditandai dengan
feses yang berair dan dampak lainnya pada tubuh bisa muntah atau pusing.
Kalau hal ini terjadi, jangan panik ya Bunda. Ada beberapa
langkah pertama yang harus Bunda lakukan sebelum membawanya ke dokter.
Menyikapi diare pada anak berbeda dengan orang dewasa. Penyebab
anak terserang penyakit diare bisa karena keracunan makanan, terserang virus
dan kebersihan yang kurang terjaga.
Kemudian tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan racun dan virus
tersebut melalui feses yang encer dan terkadang disertai dengan perut sakit
atau kepala pusing.
Penting untuk Bunda ketahui bahwa ketika anak mengalami
diare pastikan anak mendapatkan penanganan yang tepat, yang jelas jangan panik
ya Bun. Karena banyak orang tua yang sedikit-sedikit panik ketika anak jatuh
sakit dan kemudian buru-buru membawa si kecil ke dokter.
Pastikan pikiran dikondisikan dengan baik, mengenal kondisi
anak atau memahami kondisi anak agar menemukan solusi yang paling tepat dalam
menanganinya.
Jika anak menderita diare dan bisa ditangani di rumah bisa dengan
menggunakan oralit dan pastikan anak mendapat cukup minum agar tidak dehidrasi.
Karena saat anak diare akan banyak mengeluarkan cairan yang kemudian membuat
anak dehidrasi.
Sangat bahaya jika anak kekurangan cairan pada saat diare. Mengganti
cairan dalam tubuh anak bisa dengan memberikan air kelapa. Air kelapa kaya
kandungan serat dan elektrolit di dalamnya sehingga dapat menjadi pengganti cairan
tubuh. Mengenali kondisi anak saat diare juga menjadi bagian penting yang harus
Bunda pahami lebih dulu.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa penyebab anak
diare bisa dari berbagai hal. Dari virus hingga makanan atau minuman yang
dikonsumsi sehari-hari. Membantu anak-anak menghindari makanan cepat saji saat
diare merupakan langkah yang tepat. Bisa jadi makanan tersebut dapat
memperparah diare anak.
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar anak juga penting,
karena kuman, bakteri dan virus bisa datang pada lingkungan kotor. Membiasakan
mencuci tangan sebelum dan setelah makan sejak dini pada anak merupakan awalan
yang bagus.
Kebersihan menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan
anak. Namun, jangan berlebihan ya Bunda. Berani kotor saat bermain memang baik
untuk perkembangan anak, namun juga tetap dalam batas yang sewajarnya.
Lalu apa penyebab utama diare pada Si Kecil, Bunda? Inilah beberapa penyebabnya, seperti dilansir dalam kidshealth.org:
1. Virus
Virus gastroenteris adalah penyebab utama dari diare yang
disertai dengan muntah. Virus ini bisa menyebar di rumah, sekolah, maupun
ditempat penitipan yang biasa didatangi Si Kecil.
Mudahnya penyakit ini menular pada Si Kecil membuat Bunda
harus lebih berhati-hati. Setelah virus menghinggapi Si Kecil, maka gejalanya
akan terlihat setelah beberapa hari.
2. Bakteri dan Parasite
Penyebab lain dari diare pada anak ialah adanya serangan
bakteri dan parasite. Banyak jenis bakteri yang berbeda yang menyebabkan hal
ini., seperti E. coli, Salmonella, Campylobacter, dan Shigella bacteria, serta
beberapa jenis bakteri lainnya.
Beberapa penyebab lainnya bisa dikarenakan kondisi tertentu
selain kedua jenis hal di atas. Pemicunya bisa berupa alergi makanan,
intolerance laktosa, atau penyakit yang hubungannya dengan sistem pencernaan.
Sedangkan untuk gejalanya, yakni:
1. Beri Minum dan Makan Si Kecil
Ketika Si Kecil masih
konsumsi ASI, maka berikan ASI padanya ya Bunda. Jus buah segar, air kelapa
atau air putih bisa jadi minuman yang juga bagus untuk Si Kecil guna
menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare. Tetap berikan makanan juga untuk
sumber energi tubuh anak. Hal ini agar pertahanan tubuh anak tidak lemah.
2. Beri Oralit
Cara mudah dan juga simpel ini bisa jadi pertolongan pertama
bagi Si Kecil. Larutan garam pada segelas air putih dan berikan pada Si Kecil.
Pemberian oralit bisa membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang.
3. Berikan Makanan Bergizi
Diare bisa menyebabkan anak kekurangan gizi pada tubuhnya. Jadi,
walaupun anak sedang mengalami diare, Bunda tetap harus memberikan makanan yang
bergizi. Ini diwajibkan agar daya tahan tubuh anak tidak semakin lemah. Seperti
sup daging, makanan berkuah lebih baik karena dapat memudahkan anak untuk
mengunyah dan baik untuk pencernaan.
Memberikan makanan bergizi dapat menjaga daya tahan tubuh
anak meningkat. Sehingga pertahanan tubuh anak akan lebih kuat. Berikan juga
multivitamin tambahan untuk anak agar tumbuh kembang anak maksimal.
Peran obat-obatan dalam hal ini tidak begitu penting, yang
terpenting adalah memberikan asupan makanan bergizi pada anak. Jika kebutuhan
tubuh anak tercukupi dengan baik maka daya tahan tubuh pun juga akan meningkat.
Karena mencegah lebih baik daripada mengobati maka yang
perlu dilakukan para orang tua adalah memberikan contoh yang bisa ditiru anak
dengan baik. Misalnya, membiasakan mencuci buah-buahan sebelum dimakan,
membuang sampah pada tempatnya dan rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah
dari toilet merupakan hal baik yang bagus untuk diajarkan sejak dini pada
anak-anak.
Lalu, kapan Si Kecil dibawa ke dokter? Ada beberapa kondisi
dimana Si Kecil harus segera dibawa kerumah sakit dan mendapat perawatan lebih
lanjut, yakni ketika:
Jika tidak mengalami gejala di atas, Si Kecil bisa dirawat
dirumah. Si Kecil yang tidak mengalami dehidrasi dan mudah untuk minum cairan,
maka ia bisa tetap makan dengan normal dan minum seperti biasanya.
Jadi, jika ia masih kuat dan mampu untuk mengeluarkan energi
ke dalam tubuhnya lewat makan dan minum, maka ia bisa Bunda rawat di rumah.
Pemberian obat diare pun jangan berikan berlebih tanpa petunjuk aturan
pemakaian.
Penanganan diare ini adalah untuk mencukupi cairan tubuh dan
melindunginya dari ancaman dehidrasi yang bisa membahayakan nyawanya. Jadi,
pastikan ia selalu minum banyak cairan.
Bujuk meskipun ia menolak ya Bunda. Atau jika ia tetap
menolak, akan lebih baik lekas bawanya ke dokter, jangan sampai si kecil lemas
dan tidak memiliki daya pada tubuhnya.
Mencegah anak agar tidak terserang diare bisa terapkan
hal-hal baik pada anak seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau
setelah ke kamar mandi, menjaga kebersihan lingkungan sekitar anak, serta membiasakan
anak untuk makan makanan sehat dan bergizi.
Jika hal tersebut sudah diterapkan sejak dini pada anak maka
akan menghindarkan anak dari berbagai macam penyakit, salah satunya diare.
Bunda, kala musim pancaroba datang, batuk nampaknya menjadi ancaman yang paling umum mendera kesehatan. Bukan hanya orang dewasa lho, namun juga anak-anak. Bahkan bisa dikatakan bahwa resiko batuk pada anak-anak besar karena daya tahan tubuhnya berbeda dari orang dewasa. Jika anak Bunda batuk, jangan panik da mengambil tindakan yang tidak seharusnya ya Bunda. Perlu diketahui bahwa batuk adalah gejala bagi tubuh sebagai reaksi untuk mengeluarkan benda asing baik dari dalam paru paru maupun dari aliran udara yang tersumbat. Benda asing ini adalah seperti lendir, jadi kita mengenal istilah batuk berdahak.
SELENGKAPNYAKetika di sarang lebah, madu di simpan di comb honey, kumpulan ruang hexagonal yang menyimpan madu dengan sangat baik. Ruang hexagonal atau yang sering disebut comb ini menjadi pelembab alami untuk madu. Keadaan dalam runagan ini memungkinkan madu untuk bisa masak. Selain itu, juga ada faktor lain yang mempengaruhi, yakni seperti kondisi cuaca, dan juga kondisi kelembaban alami nektar itu sendiri. Setelah terjadi ekstraksi madu dalam sarang, maka kelembaban madu bisa saja berubah, tergantung dengan kondisi peyimpanan madu dalam sarang. Selain air, di dalam madu juga terdapat zat lain, seperti gula, protein, asam amino, aneka mineral, enzim lebah (Honey Composition and Properties. By J. W. WHITE). Dengan berbagai zat di dalamnya itu, sarang lebah atau comb itu menjadi tempat yang tepat untuk menyimpan madu.
SELENGKAPNYATuberculosis adalah salah satu penyakit flek paru-paru yang bisa diderita anak maupun dewasa. TB sendiri merupakan salah satu penyebab kematian ke-3 terbanyak di Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit yang mudah untuk ditularkan antara satu orang ke orang yang lain, sehingga selain cara pengobatan untuk mengatasi penyakt ini, akan lebih penting jika kita bisa menerapkan kegiatan preventif sebagai pecegahan. Kenapa demikian Bunda? Karena ketika seseorang sudah terjangkit penyakit ini, maka akan butuh waktu lama untuk melakukan terapi pengobatan, yakni 6 hingga 8 bulan sesuai dengan petunjuk dokter.
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA