Dear Bunda,
Miris ya Bunda karena kita sering banget mendengar berita tentang penganiayaan kepada murid atau anak. Sayangnya, mereka membolehkan hal tersebut dengan tujuan mendisiplinkan Si Kecil. Benarkah demikian?
Padahal sebenarnya, hukuman fisik ini berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil loh Bunda! Bahkan, psikiater, sosiolog, dan peneliti juga melarang para Bunda untuk memukul atau memberikan hukuman fisik.
Berikut beberapa fakta yang membuat Bunda harus mengurangi dan berhenti melakukan hukuman fisik kepada Si Kecil.
Menurut penelitian, ternyata ada hubungan antara hukuman fisik dengan perilaku agresif atau kekerasan ketika ia beranjak dewasa loh Bunda! Bahkan, hampir semua penjahat itu mendapatkan ancaman dan hukuman ketika mereka masih kecil. Karena dari kekerasan tersebut, Si Kecil mendapatkan contoh dan mereka akan cenderung mempraktekkannya. Oleh karena itu, Bunda wajib nih memberikan contoh yang baik kepada Si Kecil.
Pada waktu yang sibuk, terkadang Si Kecil merengek ya Bunda agar mendapatkan perhatian dari Bunda. Sedangkan, kebutuhan terbesar seorang anak adalah perhatian penuh dari Bundanya. Jadi sangat tidak adil nih jika Bunda menghukum Si Kecil yang hanya menginginkan apa yang mereka butuhkan. Jadi, hukuman ini rasanya tidak efektif dan tidak adil bagi Si Kecil ya Bunda.
Apabila Si Kecil tidak melihat Bunda yang memecahkan masalah dengan cara yang kreatif, maka Si Kecil akan sulit untuk memecahkan masalahnya sendiri. Si Kecil akan berkesimpulan bahwa hukuman fisik merupakan cara yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan untuk memecahkan masalah.
Dengan pemberian hukuman, Si Kecil hanya akan belajar bergelut dengan rasa marahnya dan memiliki keinginan untuk balas dendam, sehingga ia akan kehilangan kesempatan untuk belajar cara yang lebih efektif untuk si kecil dalam memecahkan masalahnya. Sehingga Si Kecil yang sering dihukum akan cenderung sedikit belajar caranya menghadapai masalah yang akan ia temui kelak.
Manusia memiliki sifat tidak akan memberikan kasih sayangnya kepada seseorang yang pernah menyakitinya, termasuk Si Kecil. Namun, hubungan atau kerjasama antara Bunda dan Si Kecil yang didasarkan pada rasa hormat, maka hal tersebut akan bertahan selamanya.
Ketika hukuman yang ringan tidak mampu mencapai tujuan Bunda sebagai orangtua, dan apabila para Bunda tidak menyadari adanya alternative lainnya, maka hukuman bisa saja meningkat hingga menjadi hukuman yang lebih berat dan lebih sering. Sehingga, hukuman tersebut pun cenderung berbahaya pada perkembangan Si Kecil.
Kemarahan dari Si Kecil yang ia pendam selama beberapa tahun bisa saja meledak dan membuat Bunda terkejut. Hukuman fisik mungkin hanya akan membuat Si Kecil berperilaku baik di awal saja, namun Bunda harus bersiap menghadapi Si Kecil ketika ia mulai beranjak remaja dan dewasa. Mereka bisa saja meluapkan emosi mereka dan cenderung tumbuh menjadi seseorang yang memberontak.
Pukulan yang diterima Si Kecil di sekitar tulang belakangnya akan mengirimkan sinyal di sepanjang tulang belakangnya, bahkan dapat melukai Si Kecil. Asal usul nyeri punggung bawah orang dewasa diduga karena pada jaman mereka masih kecil, mereka mendapatkan pukulan pada sekitar tulang belakang mereka. Beberapa anak menjadi lumpuh karena adanya kerusakan syaraf yang ia terima dari pukulan. Bahkan ada anak yang meninggal hanya karena terjatuh, dan diduga karena adanya komplikasi medis yang tidak terdiagnosis sebelumnya.
Terlihat menakutkan ya Bunda, namun begitulah kenyataannya jika Si Kecil terlalu sering mendapatkan hukuman fisik. Si Kecil akan menyimpulkan sendiri bahwa ia diizinkan untuk memukul anak-anak yang lebih kecil dan lebih lemah dari mereka. Sehingga, Si Kecil akan mengalami keterhambatan dalam pembentukan hubungan yang sangat penting dalam kehidupannya.
Bunda sebenarnya hanya membutuhkan pengarahan yang lembut, cinta, dan hormat kepada Si Kecil untuk membentuk perilaku yang terpuji, bukan dengan cara yang dibentuk dari rasa takut. Yuk Bunda mulai sekarang kita hindari penggunaan hukuman fisik kepada Si Kecil.
Sumber: naturalchild.org
Cari tahu perbedaan motorik halus dan motorik kasar pada anak, serta pengaruh terhadap motorik tersebut yang kaitannya dengan tumbuh kembang si kecil.
SELENGKAPNYALakukan cara-cara berikut ini agar kemampuan bahasa dan bicara si kecil yang berumur 1 hingga 1.5 tahun dapat ditingkatkan hingga maksimal.
SELENGKAPNYACari tahu aspek-aspek perkembangan untuk anak usia dini bunda. Karena masa usia dini membutuhkan perhatian khusus dalam perkembangan si kecil.
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA