Dear Bunda, Alergi susu sapi bisa terjadi pada semua umur, tetapi kasus yang sering terjadi adalah pada bayi dan anak-anak. Ketika Si Kecil mengalami alergi susu sapi, imunitas tubuhnya yang selama ini melawan virus dan penyakit yang datang, justru memberikan reaksi berlebih terhadap protein susu sapi.
Setiap Si kecil minum susu sapi ini, tubuhnya merespon negatif dengan menganggap susu yang masuk ke tubuh berbahaya dan sistem imunitasnya bereaksi melawan protein ini. Ini yang menyebabkan tubuh bereaksi atau alergi.
Bayi sering menunjukkan gejala pertama alergi susu dalam seminggu setelah mereka pertama kali diberikan susu sapi formula. Bayi yang disusui memiliki risiko lebih rendah terkena alergi susu daripada mereka yang minum susu formula.
Jika si kecil memang memiliki alergi susu, meski ia tidak minum susu sapi formula, tetap bisa terkena alergi bila sang Bunda yang menyusui Si Kecil mengkonsumsi susu sapi atau produk olahan susu.
Apa beda alergi susu dengan Intoleransi laktosa?
Alergi susu tidaklah sama dengan intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa merupakan kejadian ketika tubuh mengalami kesulitan mencerna laktosa yang terkandung dalam susu. Laktosa merupakan tipe gula alami yang terkandung di dalam susu.
Gejalanya adalah diare, kembung, kram perut bagian bawah, dan muntah. Biasanya gejala ini akan muncul 30 menit – 2 jam setelah mengonsumsi susu atau produk olahan susu.
Pada anak-anak yang menunjukkan gejala langsung setelah mereka minum susu, reaksi alergi dapat menyebabkan:
Gejala alergi susu mungkin akan berbeda-beda pada setiap anak. Reaksi ringan yang bisa terjadi misalnya gatal-gatal. Sementara Si Kecil yang menunjukkan respon alergi yang agak lama terhadap susu akan mengalami :
Untuk menghindari reaksi alergi Susu Sapi terutama bagi Bunda yang masih menyusui Si Kecil, penting bagi Bunda untuk menghindari konsumsi susu sapi dan produk susu karena protein susu yang menyebabkan reaksi alergi dapat menyatu dengan ASI Bunda. Pastikan untuk membaca label makanan dengan hati-hati terutama bila Si Kecil telah terindikasi memiliki alergi susu sapi.
Kurang Susu Sapi Jadi Kurang Gizi?
Sebagian penelitian memang menunjukkan, bahwa Si Kecil yang tidak mengonsumsi susu sapi cenderung mengalami kekurangan vitamin D. Tapi sebenarnya tidak perlu khawatir, Bunda bisa menyiasatinya dengan memberikan makanan yang dapat menggantikan nutrisinya.
Seperti memberikan makanan yang kaya akan vitamin D, kalsium, serta protein. Makanan yang kaya akan vitamin D antara lain adalah bayam, brokoli, produk olahan kedelai, ikan salmon, tuna, sarden, dan telur. Bunda juga dapat berikan si Kecil Madu untuk menunjang tumbuh kembangnya.
Selain itu, Bunda juga bisa mengajak Si Kecil bermain di luar agar terpapar sinar matahari. Hal inilah yang dapat membantu anak Bunda mendapatkan vitamin D. Karena pada saat terpapar UV-B, tubuh kita akan menciptakan vitamin D.
Namun, perhatikan juga berapa lama Si Kecil terpapar matahari dan pada jam berapa. Dengan hanya terpapar tiga kali seminggu selama 10-15 menit, sebenarnya sudah cukup untuk membuat Si Kecil mendapatkan cukup vitamin D.
Bunda, kala musim pancaroba datang, batuk nampaknya menjadi ancaman yang paling umum mendera kesehatan. Bukan hanya orang dewasa lho, namun juga anak-anak. Bahkan bisa dikatakan bahwa resiko batuk pada anak-anak besar karena daya tahan tubuhnya berbeda dari orang dewasa. Jika anak Bunda batuk, jangan panik da mengambil tindakan yang tidak seharusnya ya Bunda. Perlu diketahui bahwa batuk adalah gejala bagi tubuh sebagai reaksi untuk mengeluarkan benda asing baik dari dalam paru paru maupun dari aliran udara yang tersumbat. Benda asing ini adalah seperti lendir, jadi kita mengenal istilah batuk berdahak.
SELENGKAPNYAKetika di sarang lebah, madu di simpan di comb honey, kumpulan ruang hexagonal yang menyimpan madu dengan sangat baik. Ruang hexagonal atau yang sering disebut comb ini menjadi pelembab alami untuk madu. Keadaan dalam runagan ini memungkinkan madu untuk bisa masak. Selain itu, juga ada faktor lain yang mempengaruhi, yakni seperti kondisi cuaca, dan juga kondisi kelembaban alami nektar itu sendiri. Setelah terjadi ekstraksi madu dalam sarang, maka kelembaban madu bisa saja berubah, tergantung dengan kondisi peyimpanan madu dalam sarang. Selain air, di dalam madu juga terdapat zat lain, seperti gula, protein, asam amino, aneka mineral, enzim lebah (Honey Composition and Properties. By J. W. WHITE). Dengan berbagai zat di dalamnya itu, sarang lebah atau comb itu menjadi tempat yang tepat untuk menyimpan madu.
SELENGKAPNYATuberculosis adalah salah satu penyakit flek paru-paru yang bisa diderita anak maupun dewasa. TB sendiri merupakan salah satu penyebab kematian ke-3 terbanyak di Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit yang mudah untuk ditularkan antara satu orang ke orang yang lain, sehingga selain cara pengobatan untuk mengatasi penyakt ini, akan lebih penting jika kita bisa menerapkan kegiatan preventif sebagai pecegahan. Kenapa demikian Bunda? Karena ketika seseorang sudah terjangkit penyakit ini, maka akan butuh waktu lama untuk melakukan terapi pengobatan, yakni 6 hingga 8 bulan sesuai dengan petunjuk dokter.
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA