Hallo Bunda, Bagaimana sih cara mengetahui kalau anak mengalami pertumbuhan yang optimal? Ya, berat badan adalah salah satunya. Faktor berat badan maupun tinggi badan adalah cara termudah untuk mengetahui apakah anak mengalami pertumbuhan yang optimal atau tidak. Jadi, bila anak berat badannya tidak sesuai dengan berat badan ideal sesuai umurnya dan cenderung anak kurus, maka bisa disimpulkan bahwa pertumbuhan anak tersebut kurang baik.
Bunda, berat badan anak ternyata memiliki range yang bisa digunakan untuk mengukur apakah anak tersebut tumbuh dengan baik atau tidak. Indonesia sendiri menggunakan parameter hitungan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, seperti yang terdapat di Kartu Menuju Sehat (KMS), yang biasa Bunda bawa ketika ke posyandu. Parameter ini untuk mengetahui apakah anak mengalami pertumbuhan yang optimal atau tidak.
Secara umum, gambaran range berat badan ideal yang sesuai dengan usia anak adalah sebagai berikut:
*Anak usia 1 tahun memiliki berat badan 3 kali berat badan ketika lahir
*Anak usia 2 tahun memiliki berat badan 4 kali berat badan ketika lahir
Jadi, jika bayi yang baru lahir memiliki berat badan 3 kg, pada usia 1 tahun, bayi tersebut akan dikatakan memiliki pertumbuhan yang baik jika mencapai berat badan 9 kg, dan ketika usianya 2 tahun, berat badan idealnya haruslah diangka 12 kg.
Untuk lebih spesifik lagi, anak tersebut akan dikatakan tumbuh dengan baik jika pada usia 3 bulan pertama, kenaikan berat badannya antara 600-1000gram. Jadi, tiap minggu anak akan naik sebesar 150 hingga 250 gram. Untuk di tiga bulan kedua, kenaikan berat badan adalah 600-700 gram, tiga bulan selanjutnya 400-500 gram. Sedangkan di tiga buan keempat, kenaikan yang terjadi adalah 300-400 gram. Anak di atas satu tahun yakni di kisaran usia 1-3 tahu, kenaikan berat badan ideal yang dialami anak adalah sekitar 250 gram perbulan.
Namun, pada kenyataannya tidak semua anak mengalami kenaikan berat badan yang ideal sesuai usia pertumbuhannya. Ada beberapa faktor yang menjadikan anak susah naik berat badan. Yuk Bunda, mari kita belajar bersama, apa saja faktor yang mendasari fenomena ini dan juga bagaimana cara mengatasinya!
Faktor yang Buat Anak Susah Gemuk
Seringkali, banyak Bunda yang sudah merasa memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Namun tidak semua sadar kebutuhan gizi apa saja yang diperlukan anak untuk bertumbuh dengan baik. Hal ini menyebakan secara kualitas, kebutuhan gizi anak kurang terpenuhi. Untuk pertumbuhan anak yang optimal, penuhi beberapa gizi seimbang berikut ini: protein, karbohidrat, lemak, aneka mineral dan juga aneka vitamin
Sesuaikan pula kebutuan gizi anak tersebut dengan aktivitas hariannya. Semakin ia aktif, maka gizi yang diperlukan akan lebih banyak baik secara kualitas maupun kuantitas. Kenapa? Karena saat beraktivitas bukan hanya fisknya saja yang bekerja, namun juga otaknya turut bekerja sehingga membutuhkan asupan yang seimbang.
Anak yang sehat dan memiliki pertumbuhan yang baik, akan mengalami kenaikan berat badan tiap bulan. Namun, tidak semua Bunda mendapat kabar baik ini. Ada Bunda yang mengeluh bahwa berat badan anaknya susah naik dan sering tidak memuaskan. Setelah dianalisis, ternyata kecukupan gizi dan nutrisinya tidak sesuai dengan kebutuhannya untuk aktvitasnya sehari-hari. Oleh karena itu, Bunda harus tahu benar, apakah kebutuhan gizi anak sudah bisa mencukupi segala kebutuhan fisik dan otaknya atau belum.
Faktor lain yang menyebabkan anak susah naik berat badan dan juga tinggi badannya adalah akibat faktor penyakit. Akibat lanjutan yang dialami anak akibat penyakit ini adalah gejala anak susah makan. ada beberapa penyakit yang perlu Bunda antisipasi yang bisa menjadikan anak kurus dan susah naik berat badan, seperti penyakit TBC, infeksi saluran kemih, infeksi dari parasite, dan lain sebagainya. Jika penyakit yang menginfeksi anak tidak disembuhkan, maka anak tetap akan susah naik berat badan, dan cenderung akan kurus. Padahal setiap Bunda pasti ingin anaknya menjadi anak gemuk sehat. Jadi, jangan fokus untuk mengatasi anak susah makan, namun juga memperhatikan faktor lain.
Tahukah Bunda, apa albumin itu? Albumin adalah plasma protein yang dibutuhkan tubuh yang jumlahnya separuh total protein tubuh. Karena fungsinya yang urgent dan sangat penting sebagai plasma protein, maka albumin memiliki peran yang sangat vital. Apa saja fungsi albumin itu? beberapa diantanya adalah membentuk jaringan sel baru, menyusun struktur sel, membentuk antibody, berbagai enzim, dan juga hormone yang penting dalam petumbuhan maupun perkembangan anak.
Lalu, dari mana albumin dihasilkan? Albumin disintesis oleh sel hati dan disalurkan langsung menuju pembuluh darah.
Nah, masalahnya sekarang adalah apa yang terjadi jika tubuh kekurangan albumin? Akibatnya adalah sel-sel tubuh akan kesulitan untuk ber-regenerasi dan sulit berkembang. Bukan hanya itu, hal ini akan diiringi dengan penurunan osmotic darah sehingga mengganggu pengangkutan hormone, asam lemak, dan enzim yang diperlukan tubuh.
Oleh karena itulah, abumin memiliki peran yang penting bagi pertumbuhan anak. Saat kadar abumin anak cenderung rendah, maka protein yang dikonsumsi anak akan pecah dan hancur. Pengiriman protein yang berperan dam pertumbuhan anak akan tergangu. Dalam kasus anak yang terkena TBC, kekurangan albumin akan membuat daya kerja obat yang diminum akan membuatnya kurang maksimal.
Kecukupan albumin ini juga sangat penting, apalagi untuk anak yang berada di periode emas pertumbuhan (golden age), yakni pada kisaran usia 1 hingga 5 tahun. Kekurangan albumin akan membuat pertumbuhan badan dan juga otaknya menjadi tidak maksimal. Hal ini akan membuat semakin lambatnya perkembangan tubuh anak yang bisa menyebabkan anak kurang cerdas. Ingat Bunda, membentuk anak sehat butuh peran aktif Bunda dalam memperhatikan pemenuhan protein dan nutrisi lain dalam tubuh anak.
CARA MENGGEMUKKAN BADAN ANAK
Hal pertama yang dilakukan adalah mengetahui penyebab anak susah gemuk dan cari tahu pula bagaimana cara mengatasinya. Jika penyebabnya adalah karena infeski penyakit, maka lakukan treatment atau pengobatan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Saat sang anak sudah sembuh, maka pada umumnya, nafsu makan anak akan kembali nomal. Dengan demikian, anak akan mudah untuk gemuk sehat dan tercukupi seluruh nutrisinya.
Ada banyak faktor kenapa anak sulit gemuk. Alasannya bukan hanya karena penyakit saja, namun juga karena kecukupan akan kualitas maupun kuantitas makannya kurang seimbang. Ada baiknya jika Bunda menganalisa menu anak sehari-hari, apakah seluruh gizinya sudah terpenuhi untuk mencukupi kebutuhan anak sesuai umur dan juga aktivitas hariannya. Perhatikan kebutuhan kalori anak dan juga aneka nutrisinya. Bagi anak yang cenderung aktif, maka otomatis kebutuhan gizi dan juga nutrisinya akan lebih banyak. Jadi, jangan hanya senang ketika anak doyan makan, namun perhatikan pula kebutuhan gizinya dalam makanan sehat untuk anak. Penting juga bagi Bunda yang peduli dengan pertumbuhan buah hati untuk mempelajari pedoman gizi seimbang, yang bisa Bunda pelajari dari KMS (Kartu Menuju Sehat) atau dengan berkonsultasi pada ahli saat posyandu atau dokter.
Tugas Bunda bukan hanya memastikan kalau asupan makanan si Kecil sudah memenuhi kebutuhan gizinya, namun juga harus mengatur jadwal makannya. Karena perut anak akan kosong setiap 3 hingga 4 jam. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pertumbuhannya, berikan makan pada anak 7 kali sehari, yakni terdiri dari 3 kali pemberian makanan padat, dan selebihnya adalah pemberian nutrisi tambahan seperti snack sehat dan bergizi. Aturan jadwal makan ini khususnya perlu diterapkan pada anak yang usianya satu tahun ke atas yang sudah memiliki banyak aktivitas.
Pelajari pula bagaimana cara pemberian makan untuk anak. Jangan sekali-kali memaksa anak untuk makan karena akan menimbulkan trauma hingga akan sulit untuk makan. Kasus ini seperti yang terjadi pada anak usia 6 hingga 9 bulan. Pada periode ini, anak mengalami tahapan belajar untuk mengkoordinasikan otot-otot untuk mengunyah dan menelan. Hal inilah yang harus dimaklumi Bunda, bahwa anak usia ini akan cenderung melepeh makanan yang padat.
Kasus ini juga sering diinterpretasikan Bunda bahwa anak tersebut susah makan atau tak suka dengan makanannya. Padahal, alasannya adalah anak tersebut baru dalam fase belajar mengunyah dan menelan. Saat hal seperti ini terjadi, banyak Bunda yang hanya memberikan makanan yang cair dan halus saja pada anak yang lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang kurang baik. Karena pada dasarnya anak harus belajar makan makanan yang keras agar ia belajar mengunyah dan menyesuaikan dengan makanan yang beragam nantinya.
Banyak jenis protein yang dibutuhkan anak untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Salah satunya albumin, seperti yang sudah diterangkan di atas. Protein adalah salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dengan takaran normal antara 3,5 hingga 4,5 gram/dl. Bila kadarnya kurang dari 2,2 g/dl, maka itu bisa diartikan bahwa ada masalah dalam tubuh.
Bunda, masalah gizi pada anak, umumnya disebabkan bukan hanya karena kecukupannya yang kurang, namun karena zat gizi yang dibawa oleh darah untuk mendukung aktivitas tubuh sangat sedikit. Hal ini membuat sel-sel tubuh tidak mendapat kiriman nutrisi yang pas. Kasus seperti inipun juga terjadi, seperti pada anak yang memiliki nafsu makan yang baik dan tercukupi kebutuhan gizi dalam makanannya, namun mengalami pertumbuhan sangat lambat.
Kalau sudah demikian, banyak Bunda yang akan menafsirkan kalau anaknya cacingan dan berusaha memberikan aneka asupan penambah nafsu makan anak. Padahal penyebabnya bisa dikarenakan kekurangan albumin. Kurangnya kadar albumin dalam darah menyebabkan zat gizi dalam darah tak mencukupi kebutuhan gizi untuk sel-sel tubuh.
Akibat selanjutnya dari masalah ini adalah anak bisa mengalami penurunan kekebalan tubuh atau imunitas, sehingga membuat anak mudah sekali sakit. Pada kasus lain seperti anak yang menderita TBC, masalah yang dialami selanjutnya akibat kekurangan albumin adalah penyembuhan penyakit akan lebih lama.
Bunda, sebenarnya tubuh kita sudah memiliki cadangan albumin yang bisa digunakan jika tubuh kekurangan albumin. Cadangan abumin ini terletak pada otot manusia. Namun, bila kita mengalami kekurangan albumin dan tubuh mengambil cadangan albumin ini secara terus menerus, maka anak bisa mengalami gangguan pertumbuhan baik berat badan maupun tinggi badannya. Anak bisa terlihat lemah, tidak bugar dan juga kurus.
Oleh karena itu Bunda, jika anak mengalami gejala seperti di atas, langkah yang harus diambil Bunda, bukan hanya memberi obat cacing saja, namun juga harus menyajikan asupan makanan yang kaya albumin, seperti ikan gabus contohnya.
Sudah kenalkan Bunda dengan ikan gabus?
Ikan gabus yang memilki nama latin channa striata adalah jenis ikan yang hidup di air tawar. Ikan gabus bisa tumbuh hingga ukuran 1 meter pada panjangnya. Jenis ikan ini bisa didapati di sungai dengan arus tenang maupun juga di rawa-rawa.
Yuk Bunda, mari kta berkenalan lebih jauh dengan ikan gabus!
Berbagai protein dalam ikan gabus sangat baik untuk pertumbuhan, salah satuya adalah albumin. Dalam jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 6 No. 1, April 2014 Universitas Airlangga dipaparkan bahwa ikan gabus mempunyai kadar protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Seperti halnya yang disampaikan dalam jurnal Perikanan JPHPI tahun 2014 vol 17 nomor 1 dalam artikel bertajuk “Body Parts Proportion and Proximate Levels of Snakehead on Various Sizes”, dijelaskan bahwa komposisi kimia dalam daging ikan gabus terdiri dari: protein, air, abu, karbohidrat, serta lemak. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa salah satu protein pada ikan gabus adalah albumin. Ikan gabus ini sangat kaya akan albumin.
Bunda, kami memahami bahwa setiap Bunda ingin melihat anaknya bisa tumbuh dengan optimal. Tidak ada Bunda yang bahagia melihat anaknya kurus. Apapun upaya akan Bunda lakukan untuk menjadikan anaknya gemuk sehat. Untuk itulah beberapa tips di atas bisa diterapkan untuk menjadikan anak gemuk sehat dengan kebutuhan gizi seimbang.
Jadi sebaiknya Bunda memberikan asupan nutrsi yang kaya protein albumin setiap hari.
Demikian Bunda, semoga artikel diatas bermanfaat.
Cari tahu perbedaan motorik halus dan motorik kasar pada anak, serta pengaruh terhadap motorik tersebut yang kaitannya dengan tumbuh kembang si kecil.
SELENGKAPNYALakukan cara-cara berikut ini agar kemampuan bahasa dan bicara si kecil yang berumur 1 hingga 1.5 tahun dapat ditingkatkan hingga maksimal.
SELENGKAPNYACari tahu aspek-aspek perkembangan untuk anak usia dini bunda. Karena masa usia dini membutuhkan perhatian khusus dalam perkembangan si kecil.
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA