Anak Bunda sering menangis atau merengek? Wajar kok Bunda, anak-anak terutama usia balita memang sering merengek. Kerap kali ditemui orang tua yang kebingungan ketika mendapati anak mulai merengek. Lalu bagaimana caranya menghadapi anak yang suka merengek? Apakah benar anak yang merengek harus disodori dengan mainan ataupun makanan kesukaannya?
Menurut Bay Area, dokter anak di Laurel Schultz, alasan anak-anak merengek sebenarnya sangat sederhana. Mereka biasanya merengek agar mendapat perhatian dari orang tua. Apabila orang tua mengabaikannya, maka anak semakin merengek.
Schultz juga menjelaskan bahwa merengek bukanlah strategi yang sengaja dilakukan anak. Bisa jadi anak merengek diakibatkan oleh orang tua juga. Disaat anak meminta sesuatu dengan cara yang baik dan sopan tetapi orang tua tidak segera meresponnya, anak akan meninggikan volume suaranya. Anak kecil akan berteriak atau bahkan mengamuk, sedangkan anak yang lebih mempunyai kontrol diri cenderung merengek.
Untuk menghindari anak merengek, Schultz menyarankan orang tua tidak perlu menunggu anak-anak minta perhatian. Jika anak meminta bantuan atau ingin bertanya sesuatu, orang tua harus segera memberi respon. Orang tua harus memberikan respon dengan cara yang baik dan sopan meski hanya kepada anak. Jika Bunda mengatakan 'tidak' atas permintaan anak, Bunda perlu memberikan pengertian dengan menggunakan bahasa yang baik. Sebab bisa jadi rengekan itu hanya karena anak menginginkan perhatian lebih dari Bunda.
Lalu bagaimana cara menghadapi anak yang merengek meminta barang tertentu? Minta dibelikan mainan misalnya. Apalagi sampai anak menangis meronta-ronta di lantai mal atau pusat perbelanjaan.
Ketika ditemui peristiwa seperti itu, tak jarang orang tua langsung membelikan apa yang anak inginkan agar ia menghentikan aksinya di tengah keramaian. Menurut psikolog anak, Ajeng Raviando, sikap seperti itu justru tak mendidik anak. Meski orang tua mampu membelikannya tapi ini tak menjadikan anaknya lebih baik kemudian.
Kecenderungan anak untuk meminta sesuatu dengan cara yang sama bukan tak mungkin akan terus terjadi. Ajeng menghimbau agar para orang tua harus lebih selektif terhadap permintaan anak. Misal, ketika anak menginginkan mainan yang sangat mahal. Bunda bisa memberinya pengertian yang bisa mengedukasi tanpa memarahinya. Bunda bisa mengatakan seperti ini "Harga mainannya mahal, Dek. Bunda dan Ayah perlu menabung untuk membelinya. Adek mau nabung untuk membelinya tidak?" ungkap Ajeng.
Ajeng menambahkan, dengan diberi penjelasan demikian, Bunda dapat membuat anak untuk mengelola tindakan dan emosinya. Orang tua juga bisa mengajari anak menabung dan menjelaskan manfaat menabung. Orang tua perlu memberi pemahaman bahwa tidak semua yang diinginkan dapat dipenuhi dan mendapatkan sesuatu itu perlu usaha.
Menurut Becky Bailey, pendidik dan psikolog perkembangan, jika mendapati anak mulai merengek, maka yang pertama harus dilakukan adalah mengambil napas dalam-dalam dan bersabar. Orang tua jangan menganggap anak sedang bertingkah menjengkelkan. Perhatikan baik-baik, barangkali mungkin memang anak sedang meminta bantuan.
Bailey menambahkan, jika anak merengek, katakan saja kepadanya bila Bunda tidak suka melihatnya merengek. Jika memang membutuhkan sesuatu, katakan saja yang ia inginkan. Beritahukan hal tersebut pada anak dengan suara yang lembut. Jangan pernah menjawabnya dengan emosi.
Bila anak terus merengek dan Bunda yakin rengekannya tidak disebabkan oleh nyeri atau sakit, maka Bunda harus memahami lebih jauh apa sebenarnya yang diinginkan anak. Tanyakan pada diri Bunda apakah selama ini Bunda terlalu sibuk sehingga anak terabaikan? Apakah rutinitas anak berubah? Seringkali yang terjadi, anak merengek merupakan sinyal untuk saatnya Bunda berhubungan kembali dengan anak agar ia merasa nyaman dan diperhatikan.
Bailey menyarankan agar orang tua meluangkan waktu untuk membaca, memasak, atau bermain bersama anak atau melakukan hal-hal yang anak sukai bersama-sama. Meski hanya beberapa menit, jika orang tua menghabiskan waktu bersama anak, maka akan dapat membuat perbedaan positif bagi anak.
Namun jangan berharap bahwa kebiasaan anak merengek akan hilang dalam waktu semalam saja, terutama jika orang tua telah membuat anak berpikir bahwa dengan merengek mereka akan mendapat apapun yang diinginkan. Namun jika Bunda bereaksi dan merespon rengekan terseut dengan baik dan lembut, maka rengekan itu kemungkinan besar akan berkurang.
Sumber :
Wahyuni, Tri. 2015. Trik Menghadapi Anak yang Merengek Saat Ingin Beli Mainan. http://www.cnnindonesia.com. Diakses 17 Januari 2017.
Wulandari, Ratna. 2013. Ini Cara Mengatasi Anak yang Suka Merengek. http://health.detik.com. Diakses 17 Januari 2017.
Cari tahu perbedaan motorik halus dan motorik kasar pada anak, serta pengaruh terhadap motorik tersebut yang kaitannya dengan tumbuh kembang si kecil.
SELENGKAPNYALakukan cara-cara berikut ini agar kemampuan bahasa dan bicara si kecil yang berumur 1 hingga 1.5 tahun dapat ditingkatkan hingga maksimal.
SELENGKAPNYACari tahu aspek-aspek perkembangan untuk anak usia dini bunda. Karena masa usia dini membutuhkan perhatian khusus dalam perkembangan si kecil.
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA