Dear Bunda,
Pernahkah Bunda melakukan eksperimen yang sama pada anak dengan usia yang berbeda? Misalnya dengan eksperimen kertas. Begitu melihat kertas atau benda yang menurutnya asing, otak seorang bayi akan merespon agar melakukan eksplorasi untuk mengetahui informasi sedetail mungkin terhadap benda tersebut. Otak akan memerintahkan untuk terus mengadakan penjelajahan tentang kertas sampai kertas tersebut dimakan olehnya. Perkembangan otak pada bayi atau anak usia dini akan sangat besar pada rasa ingin tahunya.
Berbeda dengan anak yang sudah memasuki SMP atau SMA. Mereka pasti sudah mengalami perkembangan pemikiran tentang kertas, dan mengetahui jika benda tersebut bernama kertas dan fungsinya.
Menurut Benjamin S. Bloom dalam bukunya Stability and Change in Human Characteristics, menyatakan bahwa pada saat anak berusia 4 tahun, separuh potensi intelektualnya sudah terbentuk sehingga apabila pada usia 0-4 tahun seorang anak tidak mendapatkan rangsangan otak yang tepat, kinerja otaknya tidak dapat berkembang secara maksimal.
Tidak salah jika usia anak 0 sampai 8 tahun disebut usia emas atau golden age. Pada usia 8 tahun, kinerja otak anak akan berkembang mencapai 80 persen, dan selanjutnya akan mencapai 100 persen pada usia 18 tahun.
Sebagai informasi, golden age dimulai pada usia 0 tahun, dimana usia tersebut dimulai sejak embrio terbentuk dalam kandungan, yaitu sekitar minggu pertama kehamilan. Jadi, bukan dimulai sejak bayi dilahirkan ya Bunda ;)
Bisa dianalogikan, perkembangan otak anak pada usia 0 sampai 8 tahun diibaratkan fondasi sebuah bangunan rumah. Bayangkan saja deh Bunda, jika fondasi itu dibangun dengan konstruksi besi yang kuat, menggunakan semen berkualitas, serta pasir dan kerikil yang terbaik sebagai bahan bangunan, maka rumah tersebut akan kuat berdiri. Namun sebaliknya, jika fondasi itu rapuh, tidak terbangun dengan baik, maka rumah tersebut pun akan mudah runtuh.
Bunda dan guru harus memberikan perhatian yang serius pada faktor tumbuh kembang Si Kecil, baik secara fisik maupun psikis, terutama jika Si Kecil berada pada usia golden age. Jika Bunda gagal memberikan stimulus yang tepat, artinya hanya membangun fondasi ala kadarnya pada Si Kecil, maka dapat diibaratkan Si Kecil akan menjadi rumah dengan fondasi yang rapuh. Jika ia menemukan persoalan dalam kehidupan, anak tersebut akan mudah dikalahkan oleh masalah tersebut. Dia tidak akan memiliki semangat untuk menyelesaikannya, dan bahkan tidak mau berkarya dalam kehidupannya.
Dalam buku Manajemen Kecerdasan oleh Taufiq Pasiak, bagian otak yang bernama amigdala akan tumbuh dan mencapai puncak perkembangannya sebelum usia 4 tahun. Sementara itu, bagian lainnya yang bernama hipokampus relative berkembang dalam waktu yang lama. Amigdala merupakan pusat penyimpanan memori yang berkaitan dengan rasa (emosi), sedangkan hipokampus merupakan pusat rasio (kognitif).
Amigdala dapat diibaratkan sebagai wadah atau piring yang terbuat dari anyaman sel-sel otak dan terbentuk oleh koneksi antar sel otak (neuron). Koneksi ini terjadi jika seseorang mendapatkan informasi atau stimulus yang berkaitan dengan emosi. Pada usia 4 tahun, perkembangan otak anak yang sudah sempurna akan membentuk seperti wadah atau piring. Setelah wadah tersebut terbentuk, selanjutnya stimulus atau informasi yang masuk dalam otak Si Kecil akan disimpan oleh wadah tersebut. Lalu akan masuk ke dalam memori jangka panjang, sehingga memori tersebut tidak akan terlupakan seumur hidupnya.
Oleh karena itu, jika kita berusaha memanggil memori atau kenangan masa kecil di awal kehidupan, Bunda mungkin hanya akan mampu mengingat masa-masa sekolah di TK, yaitu usia 4 tahun ke atas. Akan tetapi, Bunda tentu akan sulit sekali mengingat peristiwa saat Bunda berumur 1 atau 2 tahun.
Sebenarnya, ada kebiasaan salah yang seringkali dilakukan oleh para orangtua berkaitan dengan perkembangan otak anak pada usia golden age, atau bahkan Bunda sendiri? Pada saat Si Kecil berusia 2 tahun, anak terlihat sangat menggemaskan karena perilakunya yang lucu dan postur tubuhnya yang menggemaskan. Jika suatu ketika Si Kecil membawa gelas dan gelas tersebut terjatuh, apa yang akan Bunda lakukan?
Kebanyakan Bunda pasti akan memarahi gelas tersebut, bukan sang anak. Alasannya, mungkin Bunda tidak akan tega memarahi Si Kecil yang lucu. Bahkan Bunda akan menenangkan Si Kecil. Bener gak Bunda? ;)
Namun, beberapa Bunda pasti akan menunjukkan sikap yang berbeda ketika Si Kecil mulai memasuki usia 5 tahun ke atas. Bunda cenderung akan memarahi Si Kecil dan memberikan label negatif. Kelucuan Si Kecil sudah hilang sehingga yang terlihat hanya kenakalannya ketika memecahkan gelas.
Padahal nih Bunda, pada usia tersebut justru amigdala atau wadah atau piring otaknya sudah sempurnya terbentuk dan siap diisi dengan informasi yang akan masuk ke memori jangka panjang. Namun, akan sayang sekali jika informasi yang diterima Si Kecil berupa bentakan dan caci maki. Dan pasti, pada saat pertumbuhan akhir golden age, Si Kecil akan tumbuh dengan konsep yang telah ia terima berupa stigma negatif yang akan terpatri pada konsep diri Si Kecil.
Sementara itu, hipokampus berisi memori negatif yang juga akan masuk ke dalam memori jangka panjang. Jika memori jangka panjang hanya berisi pengalaman negatif, maka anak kita kelak pun akan memiliki kepribadian yang negatif.
Jangan sampai deh ya Bunda kita menyia-nyiakan perkembangan otak Si Kecil pada usia golden age nya. Yuk Bunda berikan stimulus dan nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang Si Kecil agar menjadi pribadi yang membanggakan ;)
Sumber: Chatib, M. 2012. Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Kaifa.
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA