Dear Bunda,
Suatu saat, Bunda pasti merasakan untuk tidak mengganti, membeli, atau mencuci popok Si Kecil lagi. Namun sebelumnnya Bunda pun harus mengajari Si Kecil untuk menggunakan toilet. Setiap Bunda memiliki pendapat yang berbeda tentang kapan sebaiknya Si Kecil diajarkan untuk menggunakan toilet serta metode yang dapat digunakan, dan Bunda harus memutuskan sendiri kapan memulai semuannya.
Sekumpulan Bunda yang mendukung bebas popok (waktu eliminasi) mengungkapkan, sebenarnya Si Kecil yang mulai berusia 4 bulan sudah dapat memberikan tanda bahwa mereka mau buang air, terlihat dari ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh.
Apabila Bunda sudah memahami tanda tersebut, Bunda dapat segera mendudukkan Si Kecil di potty (toilet kecil untuk Si Kecil). Bunda dapat berbicara, memberikan tanda, dan mengajarkan Si Kecil suara orang yang ingin buang air, sehingga Si Kecil akan tahu bagaimana memberi tahu Bunda bahwa ia ingin buang air.
Komunikasi tersebut sebaiknya dilakukan sedini mungkin ya Bunda. Karena semakin besar anak (lebih dari usia 6 bulan), maka kemampuannya dalam mengenali dan memberikan tanda bahwa ia sedang kebelet akan berkurang.
Apabila Bunda ingin menggunakan metode eliminasi, waktu Bunda mungkin akan cukup tersita karena Bunda harus fokus memberikan perhatian kepada Si Kecil. Setelah Bunda memahami tanda Si Kecil ingin buang air, maka Bunda dapat mengajarkannya pada anggota keluarga lainnya.
Kebanyakan Bunda di Inggris dan Amerika sudah terbiasa melatih anaknya untuk menggunakan toilet sekitar umur 18 bulan hingga 3 tahun. Pada usia tersebut, kelenjar-kelenjar dan otot perut anak sedang berkembang. Ketika Si Kecil mulai penasaran apa yang Bunda lakukan di toiet atau mencoba melepas popoknya yang basah, mungkin saat itulah waktu yang tepat bagi Bunda untuk mengajarkan Si Kecil menggunakan toilet.
Apabila Bunda tidak memiliki potty, Bunda dapat menggunakan popok sekali pakai yang dapat dicuci, untuk membantu Bunda dalam tahap transisi. Masa tahap tersebut akan membuat Si Kecil merasa tidak nyaman dengan celana basahnya, sehingga berkeinginan untuk menggunakan toilet.
Namun, pendekatan terbaik yaitu dengan bersikap positif, pujilah Si Kecil ketika Si Kecil mau mencoba dan tidak mempermasalahkan kegagalan yang pernah dialami Si Kecil.
Bayi umumnya akan buang air kecil sekitar 20 kali sehari di awal kelahirannya, lalu kemudian akan berkurang menjadi 10 kali sehari di usia yang 3 tahun. Namun, anak laki-laki membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berlatih menggunakan toilet daripada anak perempuan, yaitu sekitar 1 hingga 3 bulan lebih lama. Waktu tersebut akan lebih cepat jika Si Kecil memiliki kakak dan mengikuti taman kanak-kanak (TK). Karena di TK, Si Kecil akan bertemu dengan temannya dan melihat anak lainnya melakukan buang air di toilet, dan menjadikan hal tersebut sebagai kegiatan yang rutin di TK.
Ketika Si Kecil sudah terbiasa dan bisa menggunakan potty, maka selanjutnya Bunda dapat mengajari Si Kecil untuk menggunakan kloset di toilet. Awalnya memang sulit Bunda, apalagi untuk Si Kecil yang harus menjaga keseimbangannya, jadi Bunda harus membantu Si Kecil untuk sementara waktu.
Bunda wajib mengajari Si Kecil untuk membersihkan tangan dengan benar setelah buang air. Kalau Si Kecil sudah bisa mengatur kandung kemihnya, maka Bunda tidak perlu direpotkan lagi dengan kebiasaan ngompol Si Kecil di malam hari.
Latihan untuk menggunakan toilet membutuhkan kesabaran ekstra, suasana yang gembira dan rasa percaya diri yang tinggi dari Si Kecil. Yuk Bunda mulai ajarkan Si Kecil mulai sekarang! ;)
Sumber: Bhattacharya, S et al. 2013. The Pregnancy And Baby Book. Banten: Inspirita Publishing. Penerjemah: Threestayanti, Liana.
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA