Dear Bunda,
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya ya Bunda, kebiasaan aktivitas Si Kecil terkadang membahayakan keselamatan mereka, padahal kebutuhan akan pengalaman belajarnya sudah terpenuhi. Nah saat itulah waktu yang tepat untuk mengenalkan Si Kecil pada peraturan dan kedisiplinan. Seringkali Bunda lupa bahwa disiplin adalah akibat dari tegaknya peraturan sehingga Bunda sering mengatakan Si Kecil tidak disiplin. Padahal, kenyataannya Si Kecil tidak pernah dikenalkan aturan tentang kedisiplinan.
Jadi, kedisiplinan itu merupakan suatu keberlanjutan dimana Si Kecil mampu mematuhi peraturan yang sudah dipahaminya. Jika tidak diawali dengan peraturan yang telah dijelaskan terlebih dahulu kepada Si Kecil, maka Bunda tidak seharusnya memberikan label bahwa Si Kecil tidak disiplin.
Namun, bagaimana ya caranya untuk membuat peraturan bagi Sii kecil sebagai awal pendidikan kedisiplinan?
Anak usia dini sebenarnya belajar melaksanakan peraturan dan kedisiplinan dengan cara learning by doing dan learning by example. Artinya, anak akan suka mematuhi peraturahan yang sudah dipahami dengan cara diajak bersama-sama melakukannya dengan orangtua mencontohkannya terlebih dahulu.
Dan ternyata, cara Bunda dalam menyampaikan sebuah peraturan juga akan berpengaruh dalam membentuk kebiasaan kedisiplinan Si Kecil loh Bunda. Menurut kami, ada 2 macam keberhasilan disiplin, yaitu
Bunda perlu memberikan respons positif sebagai bentuk apresiasi setelah Si Kecil berhasil melakukan upaya disiplinnya. Apresiasi dapat berupa pujian atau sentuhan emosi positif, seperti pelukan, ciuman, mengusap rambut, dan sebagainya.
Nah kita nih Bunda sebagai orangtua, ada baiknya kita semua dapat melihat dan mengintrospeksi apakah disiplin yang kita terapkan kepada Si Kecil ini termasuk sementara atau permanen? Perilaku kita sebagai orang tua dalam menerapkan disiplin kepada Si kecil ternyata menjadi kunci utama tegaknya disiplin itu sendiri.
Yuk Bunda selalu berikan contoh positif agar selanjutnya dapat dicontoh Si Kecil sebagai upaya disiplinnya ;)
Sumber: Chatib, M. 2014. Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Kaifa.
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA