Dear Bunda,
Disiplin merupakan ciri utama dari kesuksesan seseorang. Dan setiap Bunda pasti menginginkan Si Kecilnya tumbuh menjadi pribadi yang disiplin. Namun terkadang, ada beberapa orangtua yang justru terlalu menerapkan pendidikan disiplin yang terlalu ketat (otoriter). Bagaimana pola asuh yang otoriter tersebut?
Pola asuh otoriter merupakan gaya pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua atau orang dewasa lainnya yang berlandaskan sikap disiplin yang terlalu ketat dan memberikan tuntutan yang terlalu tinggi kepada Si Kecil. Namun tingginya tuntutan tersebut tidak diimbangi dengan kesempatan dalam mengungkapkan pendapat, serta terlalu mengekang hak dan kebutuhan Si Kecil. Akibatnya, anak menjadi tertekan dan perkembangannya menjadi terhambat.
>> Ciri pola asuh otoriter
Apabila orangtua menerapkan pola asuh yang otoriter, dengan ciri-ciri mengasuh menggunakan kekerasan atau amarah yang berlebihan, menggunakan ancaman, gertakan, dan hukuman.
Jadi, ketika memberikan hukuman kepada Si Kecil, ada baiknya tidak berupa kekerasan fisik dan memperlihatkan amarah kita ya Bunda. Apapun kesalahan yang dilakukan oleh Si Kecil, kita mendengarkan penjelasan Si Kecil dan orang lain yang terlibat untuk menentukan langkah apa yang dapat Bunda lakukan selanjutnya. Pastikan untuk tenang dan bersikap bijaksana ya Bunda ;)
>> Dampak penerapan pola asuh otoriter
Penerapan pola asuh ini sama sekali tidak baik, justru akan berdampak buruk pada perkembangan Si Kecil. Bahkan ada pakar pendidikan dan penelitian yang menjelaskan dampak tersebut, diantaranya:
Sebenarnya masih banyak lagi dampak buruk dari pola asuh orangtua yang otoriter terhadap perkembangan Si Kecil, terutama pada perkembangan intelektual dan psikologis Si Kecil.
Oleh karena itu, Bunda sebagai orangtua memiliki tanggung jawab pengasuhan dengan menghindari hukuman fisik atau kekerasan lainnya yang dapat mempengaruhi perkembangan Si Kecil. Yuk Bunda kita terapkan pola asuh yang tepat dan sesuai dengan bakat dan minat Si Kecil ;)
Sumber: Muhtar, M. Ada Apa Dengan Anak dan Diri Kita? Tangerang: Cordova Corporation.
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA