Dear Bunda,
Dikarenakan terlalu sayang dengan anaknya, beberapa Bunda pasti ada yang terlalu melindungi dan memanjakannya. Sikap terlalu melindungi biasanya dilakukan para Bunda agar anaknya terhindar dari hal-hal negatif, seperti terluka, dikecewakan, disakiti, dan hal lain yang tidak diinginkan.
Sedangkan sikap Bunda yang terlalu memanjakan Si Kecil bertujuan agar Si Kecil memiliki kepuasan batin karena semua keinginannya dapat terpenuhi. Anak yang terbiasa dimanja akan merasa lebih unggul ketika semua tuntutannya terpenuhi.
>> Dampak negatif dari sikap yang terlalu melindungi Si Kecil
Anak yang terbiasa dilindungi oleh orangtuanya, kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang terlalu didominasi oleh orangtuanya dalam berbagai kegiatan. Anak tidak akan memiliki kebebasan dan cenderung terikat dan tergantung pada orangtuanya. Akibatnya Si Kecil akan merasa kurang percaya diri dalam melakukan sesuatu.
Selain memiliki rasa percaya diri yang rendah, Si Kecil akan berfikir bahwa ia pasti dilindungi dan dibela oleh orangtuanya, sekalipun ia melakukan perbuatan yang kurang baik di lingkungan masyarakat.
Pembelaan dari orangtualah yang membuat anak terus menerus melakukan perbuatan salah, meskipun pembelaan tersebut dilakukan dengan cara berbohong, dengan tujuan agar anak tidak disakiti oleh orang lain.
Disadari atau tidak, apabila Bunda sering membela dan melindungi Si Kecil, maka Si Kecil akan terus melakukan perbuatan buruknya tersebut, dan bahkan sulit untuk hilang karena apapun yang Si Kecil lakukan, akan ada Bunda yang menjadi pelindungnya.
>> Dampak negatif dari sikap yang terlalu memanjakan Si Kecil
Si Kecil yang terlalu dimanjakan akan memiliki sifat yang kurang bertanggung jawab dan membuatnya semakin besar kepala. Si Kecil pasti berfikiran bahwa apa saja yang ia lakukan sudah pasti mendapatkan dukungan dari Bunda.
Selain itu, Si Kecil akan terbiasa mendapatkan sesuatu dengan cara yang cepat dan tidak toleran terhadap penundaan atas apa yang ia inginkan. Apabila ia menginginkan sesuatu, maka orangtua harus segera untuk memenuhinya.
Namun, apabila orangtua tidak mampu memberikannya, maka anak akan menuntunya dari orang lain dengan berbagai cara, dengan cara yang buruk sekalipun. Anak yang dibesarkan dengan kemanjaan yang berlebihan, akan tumbuh menjadi seseorang yang tidak sabaran.
Ia menjadi kurang bersabar atas apa yang ia inginkan, dan orang yang demikian cenderung tidak dapat berfikir jernih atas dampak apa yang akan ia dapatkan dalam pemenuhan keinginannya. Anak menjadi tidak memperdulikan kondisi orangtuanya atau lingkungan sekitar. Ia tidak perduli dengan kondisi keuangan atau penderitaan orangtuanya. Anak tersebut juga tidak pernah berfikir apakah orang lain dirugikan atas tindakan yang ia lakukan, yang ia pikirkan hanyalah semua keinginannya segera dipenuhi.
Ternyata sikap yang terlalu melindungi dan memanjakan Si Kecil kurang baik untuk pembentukan pribadi Si Kecil. Ada baiknya kita membiarkan Si Kecil menyelesaikan masalahnya sendiri dan sengaja menunda keinginannya atau bahkan sesekali menolaknya. Ajarkan Si Kecil berusaha dan bersabar untuk sesuatu yang ia inginkan. Yuk Bunda selalu dampingi dan pantau apa saja yang dilakukan Si Kecil demi masa depannya yang cermerlang! ;)
Sumber: Muhtar, M. Ada Apa Dengan Anak dan Diri Kita? Tangerang: Cordova Corporation.
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA