Dear Bunda,
Setiap Bunda seringkali menduga kekerasan verbal berupa teriakan, bersuara keras, menghina, merendahkan, atau marah-marah. Namun ternyata, kekerasan verbal tidak hanya itu saja loh Bunda! Perlu Bunda ketahui, kekerasan verbal dapat berupa sikap diam kepada seseorang. Dan mungkin, Bunda tidak sengaja melakukannya kepada Si Kecil.
Sikap diam ketika Si Kecil bertanya,atau ketika Si Kecil berkomentar terhadap sesuatu, ternyata dapat berdampak pada psikologis Si Kecil loh Bunda! Si Kecil yang diacuhkan akan mengalami kebingungan secara emosional daripada ia diperlakukan dengan cara berteriak atau menghina. Karena Si Kecil cenderung tidak memahami maksud dari diam yang dilakukan oleh Bunda. Bahkan, Si Kecil juga dapat berfikiran bahwa dirinya tidak layak untuk bertanya dan paling parah Si Kecil akan mengira Bunda tidak menginginkan kehadiran Si Kecil.
Sedih ya Bunda, bagaimana perasaan Si Kecil jika ia mendapatkan perlakukan yang demikian ;(
Menurut penelitian, kekerasan verbal jenis ini dapat mempengaruhi perubahan perkembangan otak Si Kecil, adanya kesalahan dalam perkembangan karakter Si Kecil, serta gangguan kecerdasan dan pengelolaan emosi.
Kekerasan verbal ini dapat memberikan dampak yang berbeda pada setiap anak. Tentu saja dampaknya tidak hanya dirasakan anak ketika masih kecil, tapi dapat berlanjut hingga ia dewasa. Berikut beberapa jenis kekerasan verbal dan dampaknya kepada Si Kecil.
Apabila Bunda memberikan perhatian lebih dan menanggapi semua ucapan Si Kecil, maka Si Kecil akan memahami bahwa ia penting dan merasa dicintai. Hal yang semacam ini akan membuat Si Kecil tumbuh menjadi pribadi yang memiliki harga diri. Namun apabila Si Kecil tumbuh dengan Bunda yang tidak menanggapi mereka, Si Kecil akan merasa tidak aman meskipun mereka tidak mengetahui mengapa bisa demikian.
Menurut Si Kecil, diamnya seorang Bunda akan terlihat seperti diabaikan, namun memiliki konsekuensi emosional yang berbeda. Ketika Si Kecil tumbuh dewasa dan merasakan amarah dan frustasi, ia akan cenderung melakukan hal yang sama kepada orang yang mendiamkannya. Menurut para ahli, kebiasaan ini dapat menjadi racun dalam suatu hubungan. Para ahli juga menyimpulkan bahwa kerusakan harga diri seseorang berhubungan dengan ketidakmampuannya dalam melindungi dan membela diri ketika Bundanya tidak memperdulikannya.
Mempermalukan diri Si Kecil tidak hanya dengan ucapan yang menghina loh Bunda, bisa juga dengan gerakan mata yang bergulir atau menertawakan Si Kecil untuk sebuah lelucon. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai bullying yang dilakukan dalam keluarga.
Seringkali Si Kecil merasa tidak ada keseimbangan kekuasaan antara orangtua dan Si Kecil, dan Si Kecil akan menyerah untuk tidak melanjutkan apa yang mereka inginkan setelah mendengar kata “dewasa”. Gaslighting tidak hanya membuat Si Kecil menjadi stress, namun juga dapat mengikis kepercayaan diri dan perasaannya.
Beberapa Bunda berfikiran, kekerasan verbal yang berupa sikap langsung atau sikap diam yang Bunda lakukan untuk memperbaiki kesalahan dalam sikap dan karakter Si Kecil. Namun ternyata itu salah besar! Sikap Bunda yang cenderung melakukan semuanya demi kebaikan Si Kecil atau tidak mempercayakan sesuatu kepada Si Kecil, dapat berdampak pada hilangnya rasa percaya diri, serta merasa tidak pantas untuk mendapatkan perhatian dan dukungan.
Anak-anak diciptakan tumbuh sesuai dengan apa yang Bunda berikan. Sudah dipastikan Si Kecil pun akan menirukan apa yang ia terima dan lihat. Sebagai orangtua, Bunda wajib memberikan cinta dan perhatian sebagaimana kebutuhan primer Si Kecil seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Ternyata sikap mendiamkan ini termasuk ke dalam kekerasan verbal, dan dapat berdampak buruk pada psikologis dan perkembangan Si kecil ya Bunda. Oleh karena itu, yuk Bunda kita berikan cinta dan perhatian kepada Si Kecil agar ia merasakan bagaimana rasanya dicintai oleh Bunda dan keluarga lainnya ;)
Sumber: psychologytoday.com
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA