Kata Helicopter parent pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969, pada sebuah buku berjudul Parents & Teenagers ditulis oleh anak remaja yang menyatakan bahwa orang tua mereka bagaikan helicopter yang melayang-layang dia atas mereka, selalu mengawasi dan juga membayangi mereka, seperti halnya sebuah helikopter.
Di tahun 2011, istilah ini mulai populer, yang berarti tipe pengasuhan orangtua yang terlalu fokus terhadap anaknya. Carolyn Daitch, Ph.D., mengatakan bahwa orangtua tipe ini terlalu mengambil tanggung jawab terhadap setiap hal yang dilakukan oleh anak, terutama dalam hal yang mengacu pada keberhasilan atau kegagalan.
Jadi, orangtua tipe ini selalu ingin terlibat dalam setiap langkah anak, dia tak mau melepas tangan anak dan membiarkan ia menikmati dunianya sendiri. Orangtua terlalu takut anaknya gagal dan terluka, makanya ia tak pernah melepas anak dan selalu membayang-bayanginya. Tipe orang tua ini bisa juga disebut overprotecting, over controlling, dan overperfecting.
Keterlibatan orangtua dalam kehidupan anak bisa menyeluruh hingga ke detail kehidupan anak, seperti:
Orangtua yang overprotecting akan mengikuti perkembangan akademik anak. Bahkan ketika anak mendapat nilai jelek, mereka tak segan memanggil sang guru untuk mempertanyakan perkara nilai tersebut. Tindakan ini bisa diikuti dengan pengaturan jadwal dan juga mengatur semua kegiatan belajar anak. Orangtua ini juga selalu membantu anak mengerjakan PR dengan porsi yang terlalu besar, hingga menjadikan anak menjadi tidak percaya diri ketika mengerjakan PRnya sendiri. Orangtua tipe helicopter ini terlalu mengambil alih dunia anak hingga ia menjadi pribadi yang tidak mempunyai karakter yang mandiri.
Bukan hanya dalam hal akademik, saat anak bermain pun, anak juga seringkali dibayangi orangtua yang memiliki tipe helicopter parenting. Mereka akan selalu bermain dengan anak dan selalu mengarahkan apa yang harus dan tidak harus dilakukan oleh anak. Setiap kebiasanaan anak akan diatur oleh orangtua.
Saking ekstrimnya pengasuhan ini, orangtua sendirilah yang memilihkan teman untuk anak, siapa yang pantas diajak bermain, dan aktivitas apa saja yang boleh dilakukan anak pun ditentukan oleh orangtuanya.
Kenapa orangtua selalu membayangi si kecil?
Nilai akademik yang rendah, tidak punya teman, dan tidak memiliki masa depan yang baik ke depannya adalah kehawatiran orangtua. Hal inilah yang menjadikan orangtua selalu ingin membayangi setiap detik kehidupan si kecil, bahkan ketika ia mulai beranjak dewasa. Orangtua tidak ingin anaknya mengalami kesedihan, sakit dalam perjuangan, tidak unggul, kerja keras, dan juga tidak memiliki hasil yang maksimal dari apa yang anak kerjakan.
Setiap orangtua pasti mengkhawatirkan kondisi anaknya. Apalagi untuk masalah masa depan anak. Rupanya hal inilah yang menjadi faktor orangtua tipe helicopter parenting. Mereka cemas perihal materi anak, dan segala hal yang bisa membuat anak gagal di masa depan. Sehingga, naluri orangtua dengan sendiri bertindak untuk mengontrol apa yang anak lakukan hingga ia bisa berhasil di masa depan.
Jika ada orangtua yang bertindak overprotecting pada anaknya, maka hal ini bisa memicu orang tua lain untuk melakukan hal yang sama. Orangtua yang tidak menerapkan hal yang sama akan merasa tidak mampu menjadi orangtua yang baik untuk anaknya.
Meskipun tujuannya baik, yakni untuk melindungi anak, namun akibat dari helicopter parenting ini bisa sangat mempengaruhi karakter anak.
Dampak dari helicopter parenting pada anak :
Karena segala aktivitasnya dibantu dan dibayang-bayangi oleh orangtua. Mereka merasa akan gagal jika orangtua mereka tidak turut membantu mereka dalam berjuang atau dalam mendapatkan sesuatu. Anak juga tak berani mengambil keputusan sendiri, karena selama hidup anak, keputusan selalu diambil oleh orangtuanya.
Selama pengawasan dan bayang-bayang orangtunya, anak selalu dibimbing untuk berhasil. Karena setiap kesalahan dan ketidaksempurnaan yang ada selalu dibereskan oleh orangtuanya.
Ketika anak merasa tak berhak memilih akan apapun dalam hidunya, hal ini bisa membuat anak merasa tak berdaya hingga akhirnya ia bisa depresi.
Anak yang memilki orangtua tipe helicopter parenting akan selalu membantu anak dalam hal apapun. Termasuk mengikatkan tali sepatunya, membereskan buku-buku dan juga pelajarannya. Sampai dalam hal membereskan mainannya pun dilakukan oleh orangtuanya. Jika hal ini terus berlangsung, maka anak bisa jadi pribadi yang tidak terampil. Ia tak mampu melakukan hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh anak seusianya.
Sumber:
http://www.parents.com. “What is helicopter Parenting?”. Diakses pada 6 Februari 2017.
http://smartmama.com. “Mari Kenali Helicopter Parenting”.
Cari tahu perbedaan motorik halus dan motorik kasar pada anak, serta pengaruh terhadap motorik tersebut yang kaitannya dengan tumbuh kembang si kecil.
SELENGKAPNYALakukan cara-cara berikut ini agar kemampuan bahasa dan bicara si kecil yang berumur 1 hingga 1.5 tahun dapat ditingkatkan hingga maksimal.
SELENGKAPNYACari tahu aspek-aspek perkembangan untuk anak usia dini bunda. Karena masa usia dini membutuhkan perhatian khusus dalam perkembangan si kecil.
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA