Dear Bunda,
Sebagai orangtua, Bunda pernah gak memberikan apresiasi pada Si Kecil berupa ciuman, pelukan, atau ucapan semangat yang memotivasi Si Kecil ketika Si Kecil melakukan hal yang sederhana seperti menutup pintu dan jendela, membuang sampah pada tempatnya, menghabiskan makanannya, mandi tepat waktu, dan kegiatan sederhana lainnya? :)
Jika jawaban Bunda selalu memberikan apresiasi, maka Bunda telah melakukan usaha yang kami namakan discovering ability atau menjelajah kemampuan Si Kecil meskipun sekecil debu.
Namun, jika Bunda acuh tak acuh terhadap perilaku Si Kecil, bahkan selalu melihat Si Kecil dari sudut pandang kesalahannya saja, seakan-akan Si Kecil tidak pernah melakukan hal yang baik, maka Bunda sedang melakukan discovering disability, atau menjelajah ketidakmampuan anak.
Apa pun yang Bunda lakukan, baik discovering ability atau discovering disability, ternyata memiliki dampak psikologis untuk Si Kecil loh Bunda!
Tentu saja, menjelajah kemampuan Si Kecil akan berdampak positif bagi perkembangan psikologis Si Kecil. Begitu sebaliknya, jika Bunda hanya melihat ketidakmampuan Si Kecil, maka akan berdampak negatif pada perkembangan psikologisnya.
Untuk melakukan discovering ability, ternyata dibutuhkan kepekaan dari Bunda juga. Bunda berperan sebagai sang penjelajah (explorer) yang tentu saja berbeda dengan sang penemu (inventor). Sang penjelajah tidak akan berputus asa untuk menemukan kemampuan anaknya, dan akan terus berusaha untuk mencarinya hingga menemukannya. Berbeda dengan sang penemu, ia akan pasrah dan berhenti mencari, jika saat ini tidak menemukan kemampuan anaknya.
Namun bagaimana jika Bunda belum bisa menemukan kelebihan Si Kecil? Sebenarnya, semua anak memiliki kelebihan, hanya saja mungkin para Bunda kurang memiliki kepekaan dan pembiasaan untuk memahaminya.
>> Kepekaan
Kepekaan disini maksudnya daya pandang orangtua terhadap kemampuan anaknya. Namun sayangnya, saat ini banyak orangtua yang memiliki perbedaan dalam mendefinisikan kemampuan anaknya. Bahkan sebaliknya, aktivitas anak yang sesungguhnya merupakan kemampuan sering dianggap perilaku yang nakal, seenaknya sendiri, membuat susah orangtua, dan sebagainya. Oleh karena itu, harus ada pemahaman yang tepat tentang makna kemampuan anak ya Bunda ;)
Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya ya Bunda, kemampuan anak itu seluas samudra. Dimana ada kemampuan psikoafektif, psikomotorik, dan psikokognitif. Namun, apakah kita termasuk orangtua yang sudah peka terhadap kemampuan Si Kecil? Semoga para Bunda mampu memiliki cara pandang yang tepat tentang kemampuan Si Kecil ya Bunda ;)
>> Kebiasaan
Kebiasaan merupakan unsur penting yang harus dimiliki setiap orangtua agar orangtua selalu memandang kemampuan anaknya. Kebiasaan yang kami maksud yaitu konsistensi dalam memandang kemampuan Si Kecil.
Jika Si Kecil yang keras kepala dipandang Bunda sebagai Si Kecil yang ulet, sampai kapan pemahaman itu akan dimiliki oleh Bunda?
Jadi, kebiasaan ini disini merupakan usaha mempertahankan paradigma. Bunda pun harus berusaha mempertahankan pandangan dan pola pikir bahwa Si Kecil tekun dan ulet, misalnya, bukan keras kepala.
Kebiasaan ini akan membuat suatu mindset atau paradigma bahwa sebenarnya Si Kecil memang ulet. Sebenarnya, mengubah kebiasaan ini bukan hal yang mudah ya Bunda. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran yang ekstra ;)
Ayo Bunda semangat menjelajah dan mencari kemampuan Si Kecil agar ia kelak dapat tumbuh jadi seseorang yang luar biasa! :) . Lalu bagaimana untuk menjelajah dan mencari kemampuan Si Kecil ? Bunda bisa membacanya diartikel " Cara Praktis Menjadi Penyelam Discovering Ability untuk Si Kecil ".
Sumber: Chatib, M. 2014. Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Kaifa
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA