Pohon, bunga, rumput, lebah, mamalia, karnivora, semua membutuhkan air untuk hidup. Barang yang hidup di bumi ini membutuhkan air untuk dapat bertahan. Tanpa adanya air, maka tubuh akan berhenti bekerja. Keberadaannya dalam tubuh sangat penting. Pada manusia,  jumlahnya bisa lebih dari setengah berat tubuh kita. Misalnya saja darah, di dalamnya ada sebagian besar air untuk mengangkut oksigen ke seluruh sel di dalam tubuh. Jika fungsi ini tidak berjalan, maka tubuh akan berhenti bekerja.Inilah mengapa, anak Bunda tidak terkecuali sangat membutuhkan air, yang jadi salah satu cara jaga kesehatan anak.  

Pemberian Air putih untuk anak merupakan salah satu cara sederhana menjaga kesehatannya. Jadi, jangan mentang-mentang ia tidak meminta air, lalu Bunda cuek dan tidak memberikan cukup air untuk penuhi kebutuhan tubuhnya ya Bunda. Asupan air ke dalam tubuh bukan hanya berasal dari air minum saja lho. Namun juga berbagai asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Dilansir dari kidshealth.org, dikatakan bahwa air termasuk juga getah bening, merupakan bagian dari sistem imunitas tubuh yang membantu melawan penyakit. Oleh karena itu,  tubuh anak Bunda butuh air untuk mencerna makanan dan membuang kotoran yang ada di dalam tubuh. Untuk mencerna makanan, pengeluaran urin dan kotoran, aktivitas ini butuh yang namnaya cairan. Air juga berkontribusi dalam pengeluaran keringat.

Lalu bagaimana asupan minuman untuk anak yang baik?

• Air putih

Berikan air putih kapanpun. Porsinya sesuai dengan tingkat aktivitas si kecil. Saat ia banyak berkeringat, maka ia harus lebih banyak minum air putih. Terlebih saat demam, karena di saat inilah ia butuh lebih banyak cairan tubuh untuk mencegah dehidrasi. Suhu udara dan juga berat badan ternyata juga mempengaruhi sebesar apa porsi air putih yang harus di minum anak.

Bagaimana jika anak tidak menyukai air putih?

Solusinya adalah pembiasaan. Biasakan anak minum air putih saat ia haus. Jangan terlalu sering berikan air yang manis, karena bisa menyebabkan bahaya diabetes baginya di masa yang akan datang. Air putih adalah minuman yang terbaik bagi tubuh. Latih ia dengan memberikan wadah minuman dan sedotan yang cantik, agar ia bergairah untuk minum.

• Susu

Rutin memberikan susu juga bisa jadi salah satu pemenuhan cairan yang bermanfaat untuk anak. Namun, tidak boleh diberikan setiap kali si kecil haus ya Bunda. Berikan kadang kala saja secara rutin. Setelah pemberian ASI diberhentikan, maka diskusikan pemberian susu terhadap anak pada dokter. Karena ada keluarga yang menghindari minum susu full milk karena obesitas atau kelainan jantung. Susu rendah lemak bisa jadi jawaban terbaik untuk anak usia 2 tahun ke atas. Dengan minuman ini, anak bisa mendapat asupan kalsium dan juga vitamin D tanpa kalori tambahan.

• Air dengan vitamin atau air kelapa

Bukan hanya air putih dan susu yang baik untuk anak. Jadilah Bunda kreatif dan cerdas yang memberikan vitamin tambahan pada minuman anak. Bisa juga dengan memberikan air kelapa yang memberikan manfaat tersendiri bagi tubuh.

• Jus buah dan sayur

Pemberian minuman ini bisa diberikan kadang-kadang saja. Pastikan jika Bunda menyajikan jus buah atau sayur, maka harus 100 persen asli. Kalau bisa tanpa tambahan gula. Untuk anak usia 1 hingga 6 tahun, anak bisa mendapat asupan 120 hingga 175 jus buah atau sayur per harinya. Jika diberikan dalam ukuran yang lebih banyak, maka akan menambah kalori anak, dan bukan lagi sebagai serat yang bermanfaat bagi kesehatan anak.

• Jangan berikan soda, kopi, teh, dan minuman berenergi

Perlu dicatat semua daftar minuman ini: soda, kopi, teh, dan juga minuman berenergi. Kenapa? Karena minuman ini tidak bermanfaat bagi kesehatan anak. Soda misalnya, adalah permen berbentuk cair yang tidak menyuplai nutrisi apapun ke dalam tubuh. Lalu, kopi, the, dan minuman berenergi bisa membuat anak ketagihan. Gantilah minuman ini dengan air putih untuk anak yang bisa lebih bermanfaat untuknya.

Sumber:

http://kidshealth.org. “Why drinking Water is the Way to Go”. Diakses pada 7 februari 2017.

http://www.parenting.co.id. “Berapa Porsi Minuman yang Ideal untuk Anak.” Diakses pada 7 februari 2017.