Dear Bunda,
Si Kecil ketika masih bayi pasti akan mengalami dan melakukan tidur siang (napping) ya Bunda, bisa satu jam, dua jam, atau lebih dalam beberapa kali. Bunda pun dapat ikut tidur siang nih, atau sekedar melanjutkan pekerjaan lain yang belum terselesaikan. Namun, semakin bertambahnya usia Si Kecil, maka tidur siang ini pun akan semakin berkurang atau bahkan Si Kecil tidak membutuhkannya lagi.
Si Kecil pun akan menolak atau bahkan memilih untuk bermain daripada tidur siang. Hal yang demikian sebenarnya wajar gak ya Bunda? Apakah semua anak juga demikian? Kira-kira berpengaruh gak ya terhadap proses tumbuh kembang anak?
Nah untuk membantu menjawab rasa penasaran Bunda, berikut beberapa uraian terkait tidur siang anak ;)
>> Tahapan tidur siang pada anak
Si Kecil yang bayi hingga usia 12 bulan, jarak antar tidur siang Si Kecil akan lebih pendek, yaitu sekitar 5 hingga 6 kali tidur. Kemudian, ketika Si Kecil berusia 15 hingga 18 bulan, maka tidur siang Si Kecil pun akan berkurang. Semakin bertambah usia Si Kecil, maka intensitas tidur siangnya pun akan semakin berkurang atau tidak akan sama sekali untuk tidur siang.
Setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda beda nih Bunda untuk proses tidur siang, ada yang hingga umur 2 tahun sudah tidak tidur siang, ada juga yang sampai 5 tahun loh Bunda. Namun, rata-rata balita akan berhenti tidur siang yaitu sekitar usia 3 hingga 4 tahun.
Setelah mengetahui usia rata-rata Si Kecil yang sudah tidak lagi melakukan tidur siang, namun bagaimana caranya agar Bunda yakin bahwa Si Kecil sudah tidak membutuhkannya? Berikut ini tanda-tanda yang dapat Bunda gunakan untuk mengetahui bahwa Si Kecil tidak membutuhkan tidur siang lagi.
Membutuhkan waktu lama untuk tertidur ketika tidur siang. Si Kecil yang sudah siap untuk tidak tidur siang umumnya tidak akan kelihatan lelah ketika sudah memasuki waktu tidur siang. Hal ini mungkin menjadi tanda awal ya Bunda dari Si Kecil yang sudah tidak menginginkan tidur siang. Ingat ya Bunda, semakin Si Kecil bertumbuh, maka secara bertahap Si Kecil akan lebih banyak dan sering terjaga ketika siang hari.
Membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur ketika jam tidur tiba. Misalnya, ketika Bunda ingin menidurkan Si Kecil, biasanya Bunda membutuhkan waktu sekitar 60 menit sebelum Si Kecil benar-benar tertidur. Untuk Si Kecil yang sudah tidak membutuhkan tidur siang, waktu ini akan semakin lama Bunda, sehingga akan berdampak pula pada jam bangun Si Kecil. Untuk Si Kecil yang lebih besar, biasanya mereka dapat lebih lama untuk tidak mengantuk ketika siang hari. Bahkan, beberapa anak justru tidak menginginkan tidur siang dan memilih untuk bermain bersama teman-temannya.
Si Kecil tidak tidur siang dan tidak menunjukkan efek samping yang negatif. Anak-anak yang masih kecil dan kekurangan jam tidur siang, biasanya berdampak kestabilan emosi, mudah tertidur ketika memasuki waktu tidur, dan mempengaruhi jam bangunnya. Namun, ketika Si Kecil lebih memilih untuk tidak tidur siang dan ternyata Bunda tidak menemukan efek negatifnya, berarti sudah saatnya nih bagi Bunda untuk tidak memaksa Si Kecil tidur siang.
Nah setelah sedikit memahami tentang tidur siang pada Si Kecil yang sedang aktif-aktifnya, Bunda tidak perlu khawatir ya. Bunda sekarang tidak perlu nih meminta atau bahkan berteriak kepada Si Kecil untuk memaksanya tidur siang hihi.. Jika perlu, Bunda juga ikut bermain nih bersama Si Kecil. Yuk Bunda kita bantu optimalkan tumbuh kembang Si Kecil ;)
Sumber: babysleepsite.com
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA