Dear Bunda,
Merengek umumnya dilakukan Si Kecil yang berusia 3 hingga 4 tahun. Si Kecil yang merengek sebenarnya ia tidak sengaja menganggu Bunda loh. Merengek seringkali menjadi satu-satunya cara Si Kecil untuk mengekspresikan diri ketika mereka lelah, lapar, rewel, tidak nyaman, atau hanya sekedar ingin melakukan sesuatu.
Si Kecil tersebut sebenarnya memiliki kemampuan perkembangan yang sangat besar, hanya saja mereka tidak memiliki kosa kata untuk menggambarkan apa yang sedang mereka rasakan. Alhasil, mereka pun memilih merengek untuk mendapatkan perhatian Bunda.
Yang perlu Bunda lakukan hanyalah bersikap tenang dan menahan diri untuk tidak memarahi Si Kecil. Karena pada dasarnya, Bunda yang memarahi Si Kecil hanya akan memperkuat perilaku Si Kecil tersebut. Si Kecil sebenarnya hanya menginginkan perhatian saja kok Bunda, jika mereka tidak tahu cara mendapatkan perhatian dengan cara yang positif, maka mereka akan mencari perhatian Bunda dengan cara yang negatif, salah satunya dengan merengek.
Dan ketika Si Kecil sudah mendapatkan perhatian Bunda, ada baiknya Bunda bersikap tenang dan tidak memberikan imbalan karena perilakunya tersebut ya Bunda. Karena Bunda tidak akan mendapatkan akhir dari rengekan Si Kecil, namun justru membuat Si Kecil akan terus merengek demi mendapatkan perhatian Bunda.
Nah untuk menghentikan kebiasaan ini, Bunda perlu mendorong perkembangan Si Kecil nih daripada menghukumnya. Namun, hal ini tidak mudah Bunda, Bunda perlu sikap tegas dan konsisten untuk menghadapinya. Berikut ini beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan untuk menghentikan kebiasaan merengek Si Kecil.
Menolak kebiasaan merengek Si Kecil
Bunda perlu memilih waktu yang tenang untuk memberitahu Si Kecil bahwa Bunda memiliki aturan baru, yaitu ketika Si Kecil merengek, maka Bunda tidak akan meresponnya. Sejak saat itu, ketika Si Kecil merengek, sebisa mungkin Bunda harus memasang wajah yang netral nih. Sepertinya sulit ya Bunda, namun demi kebaikan Si Kecil, Bunda harus melakukannya ;)
Sikap yang tenang dari Bunda akan memberitahu Si Kecil bahwa Bunda tidak memahami apa yang Si Kecil inginkan ketika merengek dan Bunda hanya dapat mendengarkan ketika Si Kecil dapat berbicara dengan baik. Dan Bunda dapat meminta Si Kecil untuk memilihkan sinyal / tanda sebagai tanda peringatan bahwa Bunda akan berhenti mendengarkan, misalnya dengan menarik telinga Bunda sendiri sembari menggelengkan kepala.
Mengajari caranya meminta dengan baik
Si Kecil mungkin tidak menyadari ketika ia merengek dan tidak memahami maksud dari rengekannya. Cara terbaik untuk menjelaskannya yaitu dengan merekam suara rengekan dan suara yang menyenangkan dari Si Kecil, kemudian Bunda memutarnya kembali untuk menjelaskannya kepada Si Kecil. Namun, pastikan rekaman ini sebagai media belajar Si Kecil ya Bunda, bukan untuk mengolok-olok Si Kecil ;)
Bunda mungkin harus mengajari Si Kecil beberapa kata untuk digunakan Si Kecil ketika ia menginginkan sesuatu, misalnya lapar, lelah, frustasi, atau bosan. Bunda pun juga perlu memberikan contoh agar Si Kecil memiliki panutan untuk ia tiru.
Memberikan pujian yang sesuai
Setiap kali Si Kecil meminta sesuatu dengan sopan, jangan ragu untuk mengucapkan terimakasih atas perbuatan baiknya ya Bunda. Memang sih Bunda awalnya pasti merasa canggung, namun hal ini dapat mengurangi kebiasaan merengek Si Kecil loh.
Terus berusaha
Mungkin banyak Bunda yang sudah mencoba metode ini dan belum merasakan dampaknya. Perlu diingat nih Bunda, mengubah kebiasaan Si Kecil tidak cukup sehari semalam saja. Dibutuhkan kesabaran dan sikap yang konstan setiap menghadapi Si Kecil.
Jika tidak dimulai dari sekarang, ditakutkan kelak Si Kecil akan tumbuh menjadi anak yang cengeng, dan sikap cengeng ini justru tidak disukai oleh banyak orang. Bunda pun perlu mengingat tujuan awal Bunda untuk merubah Si Kecil, dimana Bunda harus membantu Si Kecil untuk merubah kebiasaannya demi masa depannya kelak.
Setelah membaca artikel ini, Bunda jadi tahu kan apa yang harus Bunda lakukan ketika Si Kecil mulai merengek? Yuk Bunda selalu bimbing dan didik Si Kecil agar tumbuh menjadi anak yang membanggakan ;)
Sumber: parents.com
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA