Dear Bunda,
Pada saat Si Kecil berusia 1 hingga 1,5 tahun, mungkin Bunda pernah mengalami saat dimana ia senang berteriak, baik yang jelas atau yang tidak jelas maknanya. Bener gak Bunda? ;)
Kita sebagai Bunda pun merasa tidak sabar karena kelakuan Si Kecil, dan akhirnya malah menghardik Si Kecil untuk diam. Namun pertanyaannya, apakah menghardik tersebut tepat dilakukan kepada Si Kecil yang suka berteriak? Karena seringkali, ketika Si Kecil disuruh diam, justru teriakan Si Kecil akan semakin keras.
>> Sebenarnya, tujuan Si Kecil berteriak itu apa sih?
Berteriak pada usia batita, merupakan salah satu bentuk komunikasi agar ia mendapatkan perhatian Bunda dan lingkungan sekitarnya. Hal ini sangat wajar kok Bunda, karena Si Kecil yang berusia batita belum memiliki banyak pengalaman bagaimana caranya menarik perhatian orang lain.
Berteriak juga bisa digunakan Si Kecil untuk mengeluarkan perasaan dan ekspresi keberanian dalam menunjukkan kemampuan berbicara yang sebelumnya belum ia miliki.
Selain itu, berteriak juga dapat menjadi sarana untuk memuaskan rasa ingin tahu Si Kecil loh Bunda. Misalnya, dengan berteriak, Si Kecil sebenarnya juga penasaran kira-kira seberapa jauh suaranya dapat didengar orang lain, bagaimana ia mampu mengontrol naik dan turunnya volume suara, dan sebagainya. Sehingga, berteriak pun juga dapat ia gunakan sebagai sesuatu yang dapat menghiburnya.
>> Normalkah Si Kecil yang gemar berteriak?
Sesuai dengan tahapan perkembangan Si Kecil, berteriak pada usia batita bisa dibilang sesuatu yang normal, sejauh hal ini tidak berlangsung secara terus menerus. Dengan bertambahnya usia, diharapkan Si Kecil mampu belajar meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas lainnya, maka kebiasaan berteriak pun akan semakin berkurang.
Teriakan tersebut dikatakan tidak normal apabila teriakan ini digunakan sebagai alat untuk mendapatkan perhatian secara terus menerus sehingga membuat orang lain merasa tidak nyaman. Misalnya, berbicara dengan seseorang dengan berteriak, padahal orang tersebut berada tidak terlalu jauh darinya, atau selalu berteriak setiap kali menginginkan sesuatu, dan sebagainya.
>> Jangan merespon teriakan dengan menghardik ya Bunda
Mulai sekarang, hindari kebiasaan menghardik Si Kecil untuk menyuruhnya diam ya Bunda. Usahakan berbicara dengan nada yang lembut sewaktu memberikan peringatan kepada Si Kecil dan lakukan kontak mata. Misalnya dengan mengatakan: kalo adek tidak teriak, Bunda juga bisa denger kok. tapi kalo adek teriak, Bunda jadi gak ngerti maksud adek.
Hindari berbicara dengan intonasi tinggi ya Bunda, karena hal ini justru akan memberikan contoh kepada Si Kecil untuk berbicara keras. Jadi penting banget nih Bunda mengontrol emosi kita ketika ngadepin Si Kecil ya ;)
Cobalah untuk meminta Si Kecil untuk memperbaik cara bicaranya lebih dahulu apabila perkataannya mau didengar oleh orang lain. Ajarkan dan contohkan bagaimana caranya menyampaikan keinginan dengan suara yang lebih rendah dan cara yang lebih baik.
Misalnya, dengan mengatakan: nah, sekarang coba adek katakan pelan-pelan, adek mau apa?
Hal ini dimaksudkan agar Si Kecil dapat mengerti bahwa berteriak itu bermanfaat karena membuatnya tidak mendapatkan perhatian atau sesuatu yang ia inginkan.
Bunda memerlukan sikap ekstra tenang dan optimis bahwa fase teriak pada Si Kecil pasti akan dapat berlalu sejalan dengan pertambahan usia dan pemahaman cara berkomunikasi Si Kecil, serta bimbingan yang telah Bunda lakukan. Hal ini perlu dilakukan agar Bunda dapat bersikap semangat untuk terus memperlakukan Si Kecil secara bijaksana, sabar, dan telaten dalam menghadapi Si Kecil.
Berikan juga aktivitas lainnya yang dapat mengalihkan keinginan Si Kecil untuk berteriak. Misalnya dengan mengajak Si Kecil bermain bisik-bisik (nada suara rendah), bermain dengan membaca gerak bibir dan mimik wajah, menirukan bunyi binatang, dan sebagainya.
Selain itu, Bunda juga dapat memberikan umpan balik yang positif dengan segera, apabila Si Kecil bisa berbicara tanpa teriakan. Misalnya, Bunda dapat memberikan pujian atau ucapan terimakasih karena Si Kecil sudah membuat Bunda tidak merasa terganggu.
Bisa nih Bunda tips-tips diatas Bunda terapkan jika Si Kecil senang teriak. Selalu damping dan berikan yang terbaik untuk Si Kecil ya Bunda ;)
Sumber: Kissanti, A. 2008. Buku Pintar Kesehatan & Tumbuh Kembang Anak. Yogyakarta : Araska Printika.
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA