Dear Bunda,

Bagaimana pun sikap dan perilaku Si Kecil, jangan pernah malu untuk mengakuinya ya Bunda! Bagaimana pun juga Bunda sebagai orangtua juga memberikan pengaruh terhadap perilaku Si Kecil. Sebelum Bunda memberikan label Si Kecil yang suka marah-marah, mari kita introspeksi terlebih dahulu, apa yang Bunda lakukan ketika Si Kecil melakukan sesuatu tidak seperti yang Bunda harapkan?

Misalnya nih Bunda, Si Kecil sedang asyik bermain, dan Bunda meminta Si Kecil untuk tidur siang, namun Si Kecil menolaknya dengan menangis, bagaimana cara Bunda dalam menghadapi tangisan Si Kecil? Apakah Bunda membujuk Si Kecil untuk bermain di kamar dan mengkondisikan Si Kecil agar dapat segera tidur siang? Atau marah dan memaksa Si Kecil untuk tidur siang?

Sudah menjadi naluri alami Si Kecil untuk meniru apa saja yang ia temui. Termasuk meniru apa yang Bunda lakukan dan bagaimana Bunda bersikap. Apabila Bunda sering marah dan menggunakan nada tinggi ketika menemui sesuatu yang tidak seperti yang Bunda inginkan, maka jangan heran ya Bunda ketika Si Kecil melakukan hal yang sama untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Wah pasti gak enak banget ya Bunda kalo mendengarkan Si Kecil yang marah-marah. Lantas bagaimana ya caranya untuk menghentikan perilaku Si Kecil yang suka marah-marah?

1. Amarah tidak akan menyelesaikan masalah. Ketika Si Kecil sedang marah-marah, maka Bunda jangan ikutan marah kepada Si Kecil ya. Yang ada justru Si Kecil akan semakin berani kepada Bunda dan meninggikan nada suaranya.

2. Jangan dibiarkan terlalu lama. Si Kecil yang sedang marah-marah sebenarnya hanya membutuhkan perhatian Bunda kok, oleh karena itu, berikan kebutuhannya ya Bunda. Coba Bunda ingat dan tanyakan kepada Si Kecil apa yang sebenarnya yang ia butuhkan.

3. Hadapi dengan ketenangan. Saat Si Kecil marah-marah, cobalah untuk mensejajarkan mata Bunda dengan mata Si Kecil. Dan katakan dengan lembut apa yang Si Kecil inginkan. Katakan juga bahwa Bunda tidak mengerti apa yang Si Kecil inginkan jika ia memintanya dengan marah-marah. Dengan menatap mata Si Kecil langsung, Si Kecil akan merasa diperhatikan, sehingga dapat diharapkan omelan Si Kecil akan berkurang.

4. Mengalihkan perhatian. Ketika Bunda mulai melihat tanda bahwa Si Kecil akan marah, ada baiknya Bunda mengalihkan perhatiannya pada kegiatan yang ia sukai.

5. Mengubah kebiasaan. Apabila Si Kecil mulai suka marah ketika keinginannya tidak terpenuhi, maka Bundalah yang harus mengubah kebiasaan Bunda dalam menghadapi Si Kecil. Gunakan nada yang lembut, mensejajaran tinggi badan Bunda dengan Si Kecil, dan menatap mata Si Kecil secara langsung.

Gimana nih Bunda? Ternyata perilaku Si Kecil itu meniru kita ya, jadi kita sebagai orangtua harus memberikan contoh yang baik kepada Si Kecil. Berikan pula lingkungan yang baik untuk membantu mengoptimalkan perkembangan pribadi Si Kecil. Yuk Bunda selalu berikan yang terbaik untuk Si Kecil ;)

Sumber: Tim Admin Grup Sharing ASI-MPASI (SAM). 2015. Superbook for Supermom. Jakarta: FMedia.