Dear Bunda,
Pernah gak sih Bunda berhadapan dengan Si Kecil yang kepo dengan hal sekitarnya? Apa aja yang baru disekitarnya pasti ditanyain atau pengen lihat secara detail. Misalnya, Bunda membeli meja baru yang ditengahnya terdapat pasir pantai, rumah kerang-kerang, bintang laut, dan lainnya. Lalu diatasnya ada kaca penutup. Begitu meja tersebut diletakkan di ruang tamu, Si Kecil pasti ingin menaiki meja itu dan ingin tahu yang ada di dalam meja yang tertutup kaca tersebut.
Saya yakin nih Bunda, Bunda pasti sering mengalami kejadian seperti ini dengan Si Kecil. Tidak hanya meja, bisa juga smartphone, laptop, atau barang lainnya yang bisa menarik perhatiannya.
Ketika Si Kecil pertama kali menaiki meja tersebut, sebenarnya itu adalah perintah dari otaknya. Otak anak membutuhkan pengalaman belajar akan rasa ingin tahunya. Ketika Bunda memberikan kesempatan pada Si Kecil untuk menaiki meja tersebut, tentunya dengan pengamanan yang cukup ya Bunda, maka hal tersebut akan menjadi hal yang positif. Artinya kebutuhan otak Si Kecil menjadi terpenuhi.
Pengalaman menaiki meja akan menjadi sebuah pengalaman yang terpatri kuat dalam otaknya. Biasanya anak akan melakukannya lagi. Jika hal itu terjadi, berarti kebutuhan otaknya belum tuntas. Sampai kapan ketuntasan pengalaman belajar menaiki meja itu akan berakhir?
Setiap anak berbeda-beda Bunda. Jika Si Kecil sudah mulai bosan melakukan hal yang sama, itulah pertanda bahwa kebutuhan anak terhadap sebuah aktivitas telah tuntas sehingga tahap pertama untuk memenuhi rasa ingin tahu dan kebutuhan otak terhadap pengalaman baru telah selesai.
Namun, jika Si Kecil menaiki meja tadi dilakukan hampir setiap hari, bahkan ketika ada tamu juga terus ingin naik meja, maka Bunda bisa mengartikannya sebagai awal terbentuknya kebiasaan anak. Perilaku Si Kecil sudah memasuki tahap selanjutnya nih Bunda, yaitu tahap kebiasaan. Inget ya Bunda, kebiasaan ini bisa baik atau malah buruk.
Kebiasaan menaiki meja tanpa memandang lingkungan sekitarnya hingga Bunda merasa kebiasaan tersebut kurang sopan, maka sah-sah saja jika Bunda menetapkan semacam peraturan kepada Si Kecil untuk tidak menaiki meja. Antisipasi ini tidak akan memengaruhi perkembangan otaknya kok Bunda, sebab tahap pertamanya sudah dilakukan Si Kecil.
Mungkin, diantara kita adalah orangtua yang belum pernah membangun tahap pertama rasa ingin tahu Si Kecil. Padahal, tahap ini sangat penting loh Bunda untuk perkembangan otak Si Kecil sehingga terbentuklah pengalaman belajarnya.
Yuk Bunda bantu Si Kecil untuk bereksplorasi dan mengembangkan rasa ingin tahunya agar Si Kecil memiliki pengalaman belajar yang bermanfaat untuk tumbuh kembangnya ;)
Sumber: Chatib, M. 2014. Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Kaifa.
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA