Dear Bunda,

Setiap Si Kecil berhasil melakukan hal baik, beberapa orangtua mungkin akan memberikan hadiah sebagai tanda apresiasi. Namun, bagaimana ya Bunda dengan anak autis?

Sebelum memberikan imbalah atau hadiah kepada anak autis, ada baiknya Bunda memiliki pengetahuan yang cukup dari perilaku dengan imbalan bagi anak autis. Karena pemberian berupa hadiah dan hukuman bagi anak-anak lain belum tentu efektif apabila diterapkan pada anak autis.

>> Imbalan

Imbalan yang dapat Bunda berikan untuk sebuah respon yang benar dapat beragam jenis, dapat berupa benda atau aktivitas positif seperti pemberian makanan, pelukan, ciuman, dan pujian. Imbalan ini dapat berperan sebagai stimulus bagi penerimanya yang berfungsi untuk meningkatkan perilakunya. Khusus untuk anak autis, mungkin tampak tidak umum, misalnya akan menuju ke benda kegemaran Si Kecil.

Untuk mengetahui benda apa yang menjadi kegemaran Si Kecil, Bunda dapat meletakkan beberapa benda, kemudian mundur dan perhatikan benda apa yang ia ambil. Sekarang campurkan benda kegemarannya dengan benda-benda lainnya dan lihat atau perhatikan mainan mana yang dipilih Si Kecil saat bermain bebas.

Selain itu, Bunda juga dapat memberikan pujian sebagai imbalan Si Kecil. Pujian dilakukan jika Si Kecil sulit untuk dimotivasi dengan imbalan yang ada.

>> Cara memberikan imbalan

Anak autis mungkin akan lebih termotivasi apabila melakukan sesuatu dimana imbalannya bervariasi. Jenis imbalan ini pun tergantung dari masing-masing anak. Atau Bunda juga perlu memikirkan cara yang efisien dalam memberikan imbalan. Misalnya Bunda menaruh imbalan pada wadah, sehingga Si Kecil akan belajar untuk membuka wadah tersebut.

Berikut 4 cara yang perlu Bunda pahami dalam memberikan imbalan kepada Si Kecil.

1. Memberikan imbalan bergantung pada perilaku. Imbalan harus mengikuti perilaku tertentu dan diberikan segera setelah perilaku tersebut diresponnya.
2. Konsisten dalam memberikan imbalan agar menjadi efektif. Imbalan harus diberikan dengan cara yang sama dan bersamaan dengan perilaku yang sama (perilaku positif).
3. Hendaknya imbalan tidak bermakna ganda (maksudnya jelas bagi Si Kecil). Misalnya, ketika Si Kecil melakukan hal yang baik, maka Bunda harus memujinya sambil tersenyum, lalu memberinya imbalan.
4. Imbalan yang diberikan harus mudah dibedakan oleh Si Kecil, sehingga Bunda harus membuat imbalan yang jelas. Misalnya, Bunda memberikan imbalan di saat yang tepat, yaitu ketika Si Kecil melakukan hal yang baik, bukan ketika sedang berbincang atau berkegiatan lain yang membutuhkan imbalan.

>> Hukuman

Hukuman hanya diberikan terhadap perilaku Si Kecil yang tidak dikehendaki yang cenderung mengarah pada kekerasan, dengan harapan terjadi penurunan sikap tersebut. Bentuk hukuman dapat berupa kata tidak (penolakan) yang ringan, hingga kontak fisik apabila memang perlu dilakukan.

Hukuman akan bermanfaat pada perilaku yang sangat agresif dan susah diatur (cenderung melawan), namun hukuman ini diberikan untuk sementara saja ya Bunda. Bunda juga harus memberikan perilaku pengganti yang lebih bisa diterima anak agar perilaku sebelumnya tidak muncul kembali. Dan hukuman ini akan efektif jika dilakukan secara konsisten ;)

>> Isolasi

Isolasi berarti memindahkan Si Kecil yang berperilaku agresif ke tempat yang tidak ada orang, mainan, atau benda lain yang berpotensi sebagai imbalan. Isolasi akan dibuka kembali jika Si Kecil menghentikan perilaku yang tidak dikehendaki.

Wah jadi butuh perlakuan khusus ya Bunda untuk mendidik dan mendampingi Si Kecil yang memiliki autisme. Bunda hanya perlu bersabar dan telaten dalam menjalankan terapi Si Kecil. Tetap semangat dan selalu berikan yang terbaik untuk Si Kecil ya Bunda ;)

Sumber: Prasetyono, DS. 2008. Biarkan Anakmu Bermain. Yogyakarta: Diva Press.