Dear Bunda,
Seperti halnya orang dewasa, emosional Si Kecil diatur oleh otak kanan dan otak kirinya mengatur logika. Dengan membantu Si Kecil untuk memahami dan mengintegrasikan kedua sisi otak Si Kecil, maka Bunda juga membantu Si Kecil menjalani kehidupan dengan lebih seimbang, kestabilan emosi, dan kesehatan mental.
Ketika Bunda memahami apa yang terjadi di dalam otak Si Kecil di setiap aktivitasnya, maka Bunda akan belajar cara yang lebih baik untuk berhubungan dengan Si Kecil, serta metode yang tepat untuk mengajari Si Kecil agar lebih efektif dalam mengatasi emosi mereka.
Dalam mengatasi hal tersebut, Bunda tentu saja akan mendapatkan kesulitan, namun kami akan memberikan beberapa tips yang dapat Bunda lakukan agar Si Kecil dapat mengembangkan pikirannya.
Si Kecil untuk berhenti menangis dan tetap tenang ketika Si Kecil sedang menghadapi masalah bukanlah suatu cara yang efektif. Sebaiknya, Bunda harus memahami dan menunjukkan empati kepada Si Kecil. Ada kalanya Bunda perlu mengakui bahwa Si Kecil merasa buruk, takut, dan frustasi, kemudian katakan juga bahwa Bunda juga sedih ketika Si Kecil merasakan demikian.
Ketika Si Kecil sudah merasa lebih tenang, Bunda dapat meminta Si Kecil untuk menjelaskan apa yang telah menganggunya dan membimbing Si Kecil berdasarkan apa yang ia ceritakan. Disamping itu, Bunda juga perlu menyelidiki apa saja yang memicu permasalahan tersebut.
Sesekali bantu Si Kecil untuk menceritakan kisah mereka karena mereka membutuhkan sosok pelindung dari pengalaman yang sedikit traumatis. Bunda dapat membantu Si Kecil mengatasi trauma dengan mendukung dan menenangkannya. Setiap trauma yang belum terselesaikan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari loh Bunda! Jadi ada baiknya Bunda meminta Si Kecil untuk menceritakan apa saja yang ia rasakan ketika menghadapi masalah.
Ketika Si Kecil tenang, maka Si Kecil akan lebih mudah menjelaskan perasanya. Emosi seringkali naik turun tergantung bagaimana masalah yang telah dihadapi. Bunda ataupun Si Kecil tidak bisa memilih perasaan atau emosi ini, namun Bunda dapat membantu Si Kecil untuk bagaimana cara menghadapinya. Bunda dapat memberikan pengarahan Si Kecil bahwa emosi atau perasaan tersebut tidak akan berlangsung lama.
Bagaimana pun, Bunda juga seorang manusia. Bunda terkadang juga merasakan emosi dan kesal, namun penting bagi Bunda untuk tidak terlalu menunjukkannya. Ketika Si Kecil merasakan perasaan yang sama, Bunda dapat membantu Si Kecil dengan berbicara kepada mereka tentang apa yang terjadi dan bagaimana Bunda menghadapinya.
Bunda tidak perlu takut untuk meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Sesekali Bunda perlu terbuka tentang kisah Bunda kepada Si Kecil. Jelaskan bagaimana Bunda bereaksi berlebihan karena perasaan takut dan marah.
Dengan keadaan yang santai dan mengakui reaksi Bunda, Bunda telah menunjukkan bagaimana caranya tenang. Hal ini dapat dijadikan contoh Si Kecil ketika mereka mengalami perasaan yang sama.
Bagaimana pun masalahnya, kehilangan kontrol terhadap emosi bukanlah solusinya. Membiarkan otak kanan untuk mengambil alih pelampiasan emosi hanya akan mengajari Si Kecil tentang lepas kendali. Akan ada trauma dan pengalaman negatif yang terus dilihat Si Kecil. Ada baiknya Bunda menyadari apa penyebab Bunda emosi dan memastikan untuk tidak terulang kembali.
Dengan demikian, Bunda akan terbiasa untuk mengatur emosi ketika berhadapan dengan Si Kecil, sehingga Bunda dapat membantu Si Kecil untuk memahami pikiran mereka. Bunda juga dapat menerapkan strategi yang efektif untuk membantu Si Kecil menghadapi emosinya.
Sebelum mengajari dan membimbing Si Kecil, ada baiknya Bunda juga dapat mengatur emosi Bunda terlebih dahulu. Si Kecil pun akan menirukan apa yang telah Bunda contohkan, jadi berikan contoh terbaik untuk Si Kecil yuk Bunda ;)
Sumber: psychologytoday.com
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA