Dear Bunda,
Sekolah sebenarnya dapat menjadi tempat yang membuat Si Kecil stress, terutama bagi Si Kecil yang masih kecil dan belum terlalu sering pergi jauh dari rumah. Bunda sepertinya perlu melakukan beberapa penyidikan kenapa Si Kecil justru sering menangis ketika ia akan pergi ke sekolah.
Bunda dapat mencoba untuk memecahkan masalah apa yang sebenarnya membuat Si Kecil lebih memilih tinggal di rumah daripada bersekolah. Dibutuhkan waktu dan usaha lebih nih Bunda agar Si Kecil dapat bersemangat lagi pergi ke sekolah.
>> Usia Si Kecil
Si Kecil yang mulai memasuki usia TK mungkin akan cenderung ingin tinggal dari rumah daripada di sekolahnya, terutama jika Si Kecil belum memiliki pengalaman prasekolah atau bermain di luar rumahnya. Untuk Si Kecil yang berusia 5 tahun, sekolah merupakan suatu konsep yang baru.
Menurut Joshua Sparrow, seorang psikiater anak, biasanya di sekolah hanya ada satu guru yang memperdulikan kebutuhan murid-muridnya, sehingga guru tersebut mungkin tidak dapat memenuhi semua kebutuhan Si Kecilnya Bunda dengan segera. Akibatnya, Si Kecil akan merasa cemas ketika berada di sekolah. Bahkan setelah liburan sekolah, Anak yang lebih besar pun akan merasa sulit untuk berada jauh dari rumah dan Bunda.
>> Apa masalahnya?
Dr McGrath menjelaskan bahwa kecemasan ketika harus berpisah dengan Bunda mungkin bukan penyebab kenapa Si Kecil menangis. Bunda dapat meminta Si Kecil untuk mengatakan apa yang terjadi di sekolah. Minta Si Kecil untuk mengatakan jika ada pengganggu, apabila ada perbuatan guru yang mengganggunya, atau mungkin alasan lain kenapa Si Kecil tidak mau pergi ke sekolah.
Diskusikan juga dengan orangtua lain dari anak-anak yang menjadi teman sekelas Si Kecil. Sampaikan juga kepada guru Si Kecil karena mungkin guru menyadari situasi yang terjadi di kelas yang menjadi kesulitan Si Kecil.
>> Membuat situasi menjadi lebih baik
Pastikan Si Kecil mendapatkan waktu istirahat atau tidur yang cukup, sarapan yang sehat, dan tidak harus terburu-buru keluar dari rumah di pagi hari. Kekurangan waktu beristirahat pada malam hari dapat menyebabkan Si Kecil kesulitan dalam belajar. Si Kecil akan merasa lebih sensitif dan berperilaku lebih mudah menangis.
Bunda dapat menghubungi guru Si Kecil untuk mengubah pikiran Si Kecil agar ia lebih bersemangat ke sekolah. Misalnya, Bunda dapat mengajak Si Kecil untuk membicarakan hal-hal menyenangkan yang dapat Si Kecil lakukan di sekolah. Ajak Si Kecil untuk bermain peran sebagai guru di rumah dan mengajarkan kepada Bunda apa saja yang Si Kecil pelajari di sekolah.
Bunda juga dapat mengajak Si Kecil ke acara sekolah. Biarkan Si Kecil bermain bersama teman-teman sekelasnya setelah pulang sekolah atau berakhir pekan. Semakin sering Si Kecil berhubungan dengan apa saja yang terjadi di sekolahnya, maka akan semakin kecil pula kemungkinan Si Kecil untuk menangis ketika ia harus pergi ke sekolah.
>> Mengatur emosi Bunda
Apabila Si Kecil merasa bahwa Bunda marah terkait tangisan Si Kecil ketika akan pergi ke sekolah, maka Si Kecil akan terlihat lebih cemas, terutama ketika Bunda segera mengantarkan dan meninggalkan Si Kecil di sekolah. Ada baiknya Bunda membuat Si Kecil lebih optimis, sehingga Si Kecil pun akan merasakan aman. Yakinkan Si Kecil bahwa Bunda akan menjemputnya ketika ia pulang nanti.
Bunda juga dapat meminta orang lain mengantarkan Si Kecil untuk melihat apakah Si Kecil dapat merubah sikapnya. Apabila Bunda sudah merubah rutinitas pagi dan kegiatan lainnya namun Si Kecil masih juga menangis, maka kami menyarankan Bunda untuk mengajak Si Kecil untuk mendatangi praktisi agar Bunda dan Si Kecil mendapatkan dukungan moril tambahan.
Bagaimana pun juga, Bunda pasti tidak rela jika melihat Si Kecil terus menerus menangis ketika ia hendak ke sekolah. Bunda berperan sangat penting untuk memahami perasaan dan membantu Si Kecil untuk menyelesaikan permasalahnnya. Yuk Bunda kita dampingi Si Kecil dan berikan yang terbaik untuk tumbuh kembangnya ;)
Sumber: oureverydaylife.com
Bunda, apa kabarmu hari ini? Aku harap Bunda selalu sehat dan bahagia. Aku tahu bahwa Bunda selalu menemani dan mendampingiku tanpa keluh kesah. Bunda, melihat wajah lelahmu ingin rasanya kusampaikan kata dalam hatiku. Sekarang, aku ingin berbicara denganmu. “Bunda, aku tidak tahu kapan engkau bangun. Namun, begitu aku beranjak dari tempat tidur sudah kulihat makanan terhidang di meja beserta bekal sekolahku”
SELENGKAPNYADear Bunda, Perkenalkan namaku Bunda Devi, Pada artikel sebelumnya, saya telah menjelaskan 9 jenis kecerdasan majemuk atau multiple intelligent menurut Howard Gardner, (Klik disini untuk membaca artikel 9 Jenis Kecerdasan), diantaranya cerdas alam (naturalis), cerdas gambar dan ruang (visual-spasial), cerdas gerak (kinestetik), cerdas eksistensial, cerdas matematis-logis (kognitif), cerdas bahasa (linguistic), cerdas musik (musikal), cerdas diri (intrapersonal), dan cerdas bergaul (interpersonal).
SELENGKAPNYAPemahaman tersebut memang bergantung pada sudut pandang mana Bunda memaknai arti kata bodoh ataupun cerdas. Kami menggunakan sudut pandang terbalik, seandainya Si Kecil memiliki hambatan dalam belajar, apa pun penyebabnya dan Si Kecil diberi label “bodoh”, maka kami akan mencari kondisi terbaik Si Kecil
SELENGKAPNYAMemperkenalkan Vitabumin, madu ikan gabus, persembahan terbaik PT. Aksamala Adi Andana untuk anak - anak Indonesia. Vitabumin diformulasikan khusus untuk membantu menjaga daya tahan tubuh Si Kecil demi tumbuh kembangnya secara optimal.
Inspirasi kami adalah cinta Bunda yang mengajarkan kami untuk terus mempersembahkan yang terbaik demi masa depan Si Kecil. Karenanya, Vitabumin kami persembahkan dengan sinergi kebaikan alam Indonesia.
Sebagai madu anak, Vitabumin diperkaya dengan ekstrak temulawak dan ekstrak ikan gabus. Perpaduan ketiganya menjadikan Vitabumin sebagai pendamping yang baik untuk tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
BACA SELENGKAPNYA