Penanganan pertama untuk mencegah batuk pilek menyerang anak adalah dengan mencuci tangan dengan sabun. Ada banyak teori yang menjelaskan tentang cara cuci tangan yang bersih. Ada yang mengatakan bahwa mencuci tangan haruslah selama 20 detik, namun ada pula yang mencuci tangan selama 30 detik. Selain itu, menggunakan hand sanitizer pun juga bisa dibilang efektif untuk melawan flu dan juga batuk pilek.

Setiap manusia pasti menginginkan semuanya berjalan dengan sempurna dan sesuai dengan keinginannya. Namun bagaimana jika ada orangtua yang selalu bersikap perfeksionis kepada Si Kecilnya? Bahkan cenderung memaksakan kehendak dan memasang harapan terlalu tinggi pada Si Kecil, apa yang akan terjadi? Sikap perfeksionis (serba sempurna) merupakan sikap yang menginginkan dan menuntut semua yang dilakukan harus sempurna, baik apa yang ia lakukan atau orang sekitarnya.

Bagaimana pun sikap dan perilaku Si Kecil, jangan pernah malu untuk mengakuinya ya Bunda! Bagaimana pun juga Bunda sebagai orangtua juga memberikan pengaruh terhadap perilaku Si Kecil. Sebelum Bunda memberikan label Si Kecil yang suka marah-marah, mari kita introspeksi terlebih dahulu, apa yang Bunda lakukan ketika Si Kecil melakukan sesuatu tidak seperti yang Bunda harapkan?

Kejang merupakan sejenis kontraksi otot yang berlebihan yang tidak bisa dikendalikan. Suhu tubuh yang meningkat di atas 38 derajat Celcius sangat berpotensi terjadi kejang. Kejang yang terjadi berulang dengan waktu yang lama ketika Si Kecil berusia balita dapat beresiko epilepsy, penurunan kecerdasan, bahkan gangguan tingkah laku.

Mengurangi dahak pada Si Kecil saat sedang sakit memang menjadi tantangan tersendiri. Mengeluarkan dahak pada anak dengan cara dipaksa seperti menyemprotkan dari hidung ataupun memuntahkannya dari tenggorokan tidak disarankan lho Bunda. Menyemprotkan ingus dari hidung dapat menyebabkan infeksi sinus dan infeksi telinga.

Batuk dan pilek sudah seperti penyakit langganan untuk anak-anak kita. Si kecil yang tadinya riang dan aktif, tiba-tiba lesu lunglai karena penyakit ini. Bagi Bunda, saat anak terkena sakit flu dan batuk, biasanya apa yang dilakukan? Apakah langsung dibawa ke dokter? Ataukah Bunda rawat terlebih dahulu? Bagi Bunda yang tidak terlalu terobsesi dengan penanganan dokter (Jika batuk pilek tidak parah), maka pastilah punya cara sendiri untuk atasi anak batuk pilek. Contohnya saja, ada banyak Bunda cerdas yang memberikan minuman pereda batuk yang bisa Bunda racik sendiri. Tentu lebih aman, higienis, dan tak takut efek samping, ya kan bunda?

Batuk pada anak yang sering diketahui dan ditemui Bunda bisanya hanya dua, yaitu batuk kering dan berdahak. Namun, sebenarnya ada banyak tipe batuk yang harus Bunda tahu. Penyebab batuk pun juga beragam, tidak sekedar karena virus saja. Ada yang disebabkan karena alergi, flu, dan sebagainya. Berikut ini beberapa jenis batuk yang perlu Bunda ketahui

Bunda, apakah si kecil sering absen sekolah gara-gara sakit? Apakah batuk menjadi salah satu yang membuatnya enggan belajar dan bermain? Apakah batuk yang membuatnya eggan makan dan malas untuk beraktivitas? Kalau iya, berarti Bunda mengalami hal yang sama dengan banyak Bunda yang lainnya.

Anak yang sakit tentu saja bukan keinginan setiap Bunda ya. Namun, dapat dikatakan setiap anak pasti merasakan sakit. Terutama jika Si Kecil berusia dibawah 5 tahun, pasti sangat akrab dengan dokter. Dikarenakan daya tahan tubuhnya yang masih lemah, Si Kecil pun menjadi sering sakit dan berobat ke dokter. Sakitnya Si Kecil pun dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi bakteri dan atau virus. Oleh karena itu, usahakan Si Kecil memiliki dokter langganan ya Bunda, yang tentu saja mengerti dan memahami riwayat penyakit Si Kecil.

Konsumsi gula akan menimbulkan plak pada gigi yang mengandung bakteri penghasil asam. Plak yang menempel pada gigi dapat menyebabkan gigi keropos. Lama kelamaan asam yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat menyerang dan merusak email gigi. Dimana email gigi ini berperan sebagai lapisan paling luar, apabila email tersebut menipis, maka dapat menyebabkan pengeroposan gigi dan gigi berlubang.

Sepertinya hal yang wajar ya Bunda jika kakak dan adiknya bertengkar hanya karena hal yang sepele. Namun, Bunda mungkin akan merasa risih karena seringnya mereka bertengkar. Ternyata, hampir menjadi masalah semua Bunda ketika anak-anak mereka bertengkar. Seorang terapis khusus anak, Dr. Fredrick Toke, mengungkapkan bahwa kita sebagai orangtua harus mengajarkan anak-anaknya untuk bertoleransi, memiliki empati, dan tahu caranya menyelesaikan masalah tanpa mendatangkan masalah yang baru. Jika Bunda sering menghadapi kakak dan adik yang selalu bertengkar, berikut 4 tips yang mungkin dapat Bunda lakukan.

Autisme tidak hanya menjadi fenomena kecil yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Lebih dari itu, autisme kini semakin banyak dialami oleh anak-anak Indonesia. Hal tersebut didukung dengan semakin bertambahnya angka prevalensi penderita gangguan autisme dari tahun ke tahun.